Serangan Drone Ukraina Hantam Rusia, Korban Berjatuhan

Jakarta – Serangan pesawat tak berawak atau drone yang dilancarkan Ukraina ke wilayah Rusia menargetkan instalasi militer dan pipa gas. Serangan ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka.

Menurut laporan, dinas keamanan Ukraina (SBU) mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menyasar lapangan terbang militer di Primorsko-Akhtarsk, barat daya Rusia. Serangan ini menyebabkan kebakaran di area penyimpanan drone Shahed buatan Iran, yang sering digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina.

Selain itu, serangan juga menghantam perusahaan Elektropribor di wilayah Penza, Rusia selatan. Perusahaan ini disebut-sebut berperan dalam kompleks industri militer Rusia, memproduksi jaringan digital militer, perangkat penerbangan, kendaraan lapis baja, dan kapal.

Gubernur wilayah Penza, Oleg Melnichenko, mengonfirmasi bahwa seorang wanita tewas dan dua orang lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa sistem pertahanan udara mereka berhasil menghancurkan 112 drone Ukraina di wilayah Rusia, termasuk 34 di atas wilayah Rostov, dalam waktu kurang dari sembilan jam.

Gubernur Vyacheslav Fedorishchev melaporkan bahwa seorang pria lanjut usia meninggal dunia akibat rumahnya terbakar oleh puing-puing drone yang jatuh di wilayah Samara.

Penjabat Gubernur Rostov, Yuri Sliusar, mengatakan bahwa seorang penjaga di fasilitas industri tewas akibat serangan drone dan kebakaran di salah satu bangunan di lokasi tersebut.

"Militer berhasil mematahkan serangan udara besar-besaran di malam hari," tulis Sliusar, menambahkan bahwa drone-drone tersebut dihancurkan di tujuh distrik.

Di tengah konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan keinginannya untuk mencapai perdamaian. Namun, ia tetap pada tuntutannya agar Ukraina menyerahkan wilayahnya dan mengakhiri ambisi untuk bergabung dengan NATO.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa hanya Putin yang dapat mengakhiri perang dan kembali menyerukan pertemuan antara kedua pemimpin. Zelensky juga menyinggung tawaran Amerika Serikat untuk memfasilitasi pertemuan tersebut, menekankan bahwa yang dibutuhkan adalah kesediaan dari pihak Rusia.

Scroll to Top