Ukraina menjadi sasaran uji coba bom luncur terbaru Rusia, UMPB-5, yang sebenarnya masih dalam tahap pengembangan. Moskow nekat menggunakan senjata ini untuk menyerang Kyiv, menjadikannya "kelinci percobaan" untuk amunisi baru mereka.
Otoritas Ukraina melaporkan bahwa bom udara berpemandu UMPB-5 telah ditembakkan dari jet tempur Sukhoi Su-34 di dua wilayah berbeda dalam dua bulan terakhir.
Menurut analisis dari lembaga think tank di Washington, D.C., bom luncur ini adalah bagian dari upaya Rusia untuk mengembangkan amunisi berpemandu jarak jauh yang lebih murah. Sebelum invasi besar-besaran, Rusia meremehkan kebutuhan akan bom luncur dan amunisi berpemandu lainnya, karena harganya yang relatif mahal.
Kegagalan Rusia menghancurkan pertahanan udara Ukraina pada awal invasi mendorong mereka untuk segera mengembangkan bom luncur murah dengan jangkauan yang memungkinkan Angkatan Udara mereka memainkan peran yang lebih signifikan. UMPB-5 merupakan pengembangan lebih lanjut dari bom yang diperkenalkan tahun lalu, mencerminkan upaya Rusia untuk menciptakan berbagai variasi amunisi berpemandu jarak jauh yang terjangkau.
UMP-5 pertama kali digunakan di wilayah Sumy, dan kemudian dalam dua hari serangan berturut-turut di Kharkiv, yang salah satunya menghantam rumah sakit. Dalam serangan kedua, jet tempur Su-34 melepaskan bom sekitar 65 mil dari wilayah Belgorod, Rusia.
Nama UMPB-5 menunjukkan bahwa bom ini merupakan turunan dari UMPB D-30SN, yang pertama kali terlihat pada musim semi 2024. Model yang terakhir memiliki jangkauan lebih jauh dari pendahulunya yang hanya 80 kilometer dan hulu ledak yang lebih berat, sekitar 227 kg.
Bom luncur murah memainkan peran yang semakin besar dalam agresi Rusia terhadap Ukraina. Rata-rata 160 bom dijatuhkan setiap hari pada Juli 2025, delapan kali lebih banyak dari musim semi 2023.
Modul utama yang digunakan adalah UMPK, atau "Modul Luncur dan Koreksi Universal", yang pertama kali terlihat pada Januari 2023. Modul ini dirancang agar sesuai dengan bom bisu dan awalnya digunakan dengan FAB-500 M-62, bom berdaya ledak tinggi kelas 480 kg, tetapi kemudian diadaptasi untuk bom dengan berbagai ukuran. Moskow mulai menggunakan UMPK yang dimodifikasi dengan sayap yang lebih besar dan jangkauan setidaknya 60 mil di wilayah Sumy dan Kharkiv pada bulan Mei. Dengan pengujian lebih lanjut, jangkauan ini dapat ditingkatkan.
Rusia juga sedang mengembangkan rudal jelajah berbiaya rendah yang diluncurkan dari udara, seperti S8000 BanderoL, yang dapat diluncurkan melalui pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh.