TEHERAN – Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dengan tegas menolak segala upaya untuk mempromosikan solusi dua negara sebagai jalan keluar dari konflik Israel-Palestina yang berkepanjangan. Penolakan ini muncul setelah konferensi PBB yang dipimpin bersama oleh Arab Saudi yang mendorong solusi tersebut.
IRGC Iran menyatakan bahwa upaya untuk menerapkan solusi dua negara adalah tindakan yang salah dan tidak akan menyelesaikan masalah Palestina. Penegasan ini disampaikan dalam sebuah pernyataan pada peringatan satu tahun pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
IRGC menekankan bahwa perlawanan adalah satu-satunya jalan ke depan, bukan kompromi politik. Mereka mengutip slogan Hamas yang menolak mengakui keberadaan Israel dalam bentuk apapun.
Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Perdamaian Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara sebelumnya diadakan di markas PBB di New York. Konferensi tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali upaya untuk mencapai solusi dua negara antara Israel dan Palestina, dengan fokus pada perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Iran, yang secara konsisten menyerukan penghapusan Israel, menolak solusi dua negara yang akan menciptakan negara Palestina merdeka berdampingan dengan Israel. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pernah menyatakan bahwa Israel harus dihancurkan dalam kurun waktu 25 tahun.
IRGC juga mengecam perang di Gaza sebagai genosida yang dilakukan oleh Israel dengan tujuan merebut wilayah-wilayah strategis dan kaya sumber daya di dunia Islam. Mereka menyatakan bahwa mereka yang melakukan tindakan tersebut memiliki agenda yang lebih besar, yaitu menguasai wilayah-wilayah penting di dunia Muslim.
IRGC kembali mengutuk pembunuhan Haniyeh di Teheran, yang terjadi saat ia menghadiri pelantikan presiden Iran. Mereka menganggap perlawanan Palestina yang berkelanjutan sebagai warisan Haniyeh dan para pemimpin perjuangan anti-Israel lainnya yang terbunuh.
IRGC juga mengkritik penggunaan kelaparan dan pengepungan oleh Israel sebagai instrumen perang, mendesak organisasi internasional untuk mengakui taktik tersebut sebagai kejahatan perang dan menjatuhkan sanksi kepada pemerintah Israel.
IRGC, sebuah organisasi paramiliter yang kuat di Iran, ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat pada tahun 2019.