WASHINGTON – Iran mengajukan tuntutan kompensasi kepada Amerika Serikat (AS) atas pengeboman tiga fasilitas nuklirnya yang terjadi pada Juni lalu. Tuntutan ini diajukan sebagai syarat sebelum dimulainya kembali perundingan nuklir. Namun, AS dengan tegas menolak tuntutan tersebut.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa AS harus bertanggung jawab atas serangan tersebut dan memberikan ganti rugi finansial kepada Iran. Detail nominal kompensasi yang diminta tidak disebutkan. Iran berpendapat, AS harus memberikan jaminan tidak akan mengulangi tindakan serupa dan memberikan kompensasi atas kerusakan yang ditimbulkan.
Araghchi menambahkan bahwa Iran dan AS telah berkomunikasi selama periode tersebut, tetapi jalur diplomatik yang ditempuh sangat terbatas. Ia juga memperingatkan bahwa jika negara-negara Eropa mencoba memberlakukan kembali sanksi PBB berdasarkan perjanjian nuklir 2015, Iran akan menghentikan perundingan dengan Inggris, Prancis, dan Jerman. Menurutnya, tidak ada alasan untuk bernegosiasi dengan Eropa karena mereka tidak dapat mencabut sanksi.
Menanggapi tuntutan tersebut, Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Tommy Pigott, menyebut tuntutan kompensasi dari Iran sebagai sesuatu yang "konyol". Ia menyatakan bahwa tuntutan tersebut tidak sejalan dengan tindakan Iran di kawasan Timur Tengah.
Pigott menuduh Iran salah mengalokasikan sumber daya dan memperpanjang isolasinya sendiri melalui tindakan agresif di kawasan tersebut. Ia menekankan bahwa Iran seharusnya berhenti mendanai kelompok teroris, menindas rakyatnya sendiri, dan membuang-buang uang untuk program nuklir yang justru semakin mengisolasi mereka.
Meskipun demikian, Pigott mengisyaratkan bahwa AS tidak sepenuhnya menutup pintu negosiasi. Ia menyatakan bahwa ada peluang kecil bagi Iran, tetapi keputusan ada di tangan mereka.
Serangan terhadap fasilitas nuklir Iran pada Juni lalu dilakukan oleh AS dan Israel dengan alasan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Sebelum serangan tersebut, Iran dan AS telah terlibat dalam negosiasi nuklir dan menjadwalkan pembicaraan lanjutan. Diskusi teknis antara Iran dan Badan Energi Atom Internasional diperkirakan akan berlangsung dalam beberapa minggu mendatang. Namun, negosiasi formal antara Iran dan negara-negara Barat masih menemui jalan buntu di tengah ketidakpercayaan dan penerapan sanksi baru-baru ini.