Sumatera Utara Siaga Campak Rubela: KLB dan Upaya Imunisasi Intensif Digencarkan

Sumatera Utara menghadapi tantangan serius terkait kesehatan masyarakat dengan merebaknya kasus Campak Rubela. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Dinkes Sumut) mencatat adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di 12 kabupaten/kota. Data surveilans rutin menunjukkan, sejak Januari hingga Juli 2025, terdapat 1.191 kasus suspek Campak Rubela, dimana 362 diantaranya positif Campak dan 10 positif Rubella.

Daerah yang paling terdampak adalah Medan dengan 159 kasus positif, diikuti Deli Serdang (101 kasus), Tebing Tinggi (16), dan beberapa daerah lainnya.

Menyikapi situasi ini, Dinkes Sumut bergerak cepat melakukan serangkaian tindakan. Penyelidikan epidemiologi (PE) dilakukan untuk melacak kontak erat dan menemukan kasus tambahan di sekitar penderita. Koordinasi intensif dilakukan dengan Dinkes kabupaten/kota, pihak sekolah, pemerintah setempat, dan tokoh masyarakat. Survei cepat komunitas terkait imunisasi juga dilakukan untuk memetakan cakupan imunisasi di masyarakat.

Salah satu fokus utama adalah meningkatkan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL), khususnya imunisasi Campak-Rubela (MR). Hingga akhir Juli 2025, capaian IDL di Sumut baru mencapai 38,66% dari target 58%. Analisis epidemiologi menunjukkan bahwa 56% kasus campak yang terjadi adalah pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi MR. Meski demikian, Dinkes mengingatkan bahwa anak yang sudah diimunisasi MR tetap berpotensi terkena campak, meskipun dengan risiko lebih rendah dan gejala yang lebih ringan.

Kurangnya informasi dan kesadaran masyarakat, serta keraguan terhadap vaksin akibat informasi yang salah (hoaks), menjadi tantangan utama. Puskesmas dan rumah sakit memainkan peran krusial dalam deteksi dini dan penanganan campak, mulai dari surveilans aktif hingga penanganan komplikasi. Keterlibatan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) swasta juga sangat diharapkan untuk meningkatkan penemuan dan pelaporan kasus suspek campak.

Untuk mengatasi KLB Campak dan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), Dinkes Sumut menggencarkan upaya imunisasi. Imunisasi kejar dilakukan untuk memberikan vaksinasi kepada individu yang belum menerima dosis vaksin sesuai jadwal. Selain itu, Pekan Imunisasi Nasional (PENARI) akan dilaksanakan pada tanggal 4-9 Agustus 2025 untuk mengejar ketertinggalan imunisasi pada anak-anak.

Keberhasilan program imunisasi ini memerlukan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga pendidikan, tenaga kesehatan, dan media massa. Kerja sama lintas sektor, seperti keterlibatan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) dan organisasi masyarakat, juga sangat penting untuk menggerakkan masyarakat dan meningkatkan cakupan imunisasi. Media massa diharapkan dapat berperan aktif dalam menyebarkan informasi yang benar tentang imunisasi dan meluruskan misinformasi yang beredar.

Scroll to Top