Kontroversi: Trump Pecat Pejabat Statistik Usai Rilis Data Pekerjaan yang Mengecewakan

WASHINGTON DC – Presiden Donald Trump menuai badai kritik setelah memecat Erika McEntarfer, Komisioner Statistik Tenaga Kerja, tak lama setelah rilis data yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja. Tindakan ini dituding sebagai upaya untuk menutupi realitas ekonomi yang kurang menggembirakan.

Trump menuduh McEntarfer merekayasa data untuk kepentingan politik lawan. Ia berdalih bahwa data Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) tidak mencerminkan kondisi ekonomi AS yang sebenarnya, yang menurutnya sedang tumbuh pesat. Ia menekankan perlunya data pertumbuhan lapangan kerja yang akurat dan segera memerintahkan penggantian McEntarfer dengan sosok yang dianggap lebih kompeten.

BLS telah mengonfirmasi pemecatan tersebut dan menunjuk William Wiatrowski sebagai pengganti sementara.

Data bulan Juli menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang tidak sesuai ekspektasi. Revisi data untuk bulan Mei dan Juni juga menunjukkan penurunan dari estimasi sebelumnya. Hal ini memicu kecurigaan bahwa Trump berusaha menyembunyikan kondisi ekonomi yang lesu.

Tindakan Trump ini menuai kecaman dari berbagai pihak. Lily Roberts dari Center for American Progress menilai Trump memecat pembawa pesan karena tidak menyukai angka yang menunjukkan kerusakan ekonomi akibat kebijakannya. Mempolitisasi data ekonomi hanya akan menciptakan ketidakpastian.

Pemecatan McEntarfer mengejutkan banyak pihak, mengingat reputasinya sebagai ekonom yang dihormati dan bukan tokoh politik. Ia memiliki pengalaman bekerja di Biro Sensus di bawah pemerintahan berbagai presiden dari kedua partai. Pencalonannya sebagai komisioner BLS juga mendapat dukungan luas dari para ahli statistik dan ekonom senior.

Paul Schroeder dari Dewan Asosiasi Statistik Federal menyatakan tindakan Trump merusak integritas data ekonomi federal dan memperpolitisi data yang seharusnya netral dan terpercaya.

Gene Sperling, mantan penasihat ekonomi di masa pemerintahan Clinton, Obama, dan Biden, menduga Trump akan menghancurkan kredibilitas data ekonomi saat menghadapi laporan yang buruk.

Julie Su, mantan Menteri Tenaga Kerja AS, menilai tindakan Trump keterlaluan namun tidak mengejutkan. Ia menekankan bahwa Trump membenci fakta dan menyalahkan orang yang mengatakan kebenaran, serta menegaskan kebutuhan akan data ekonomi yang terpercaya. Ia menyimpulkan ini sebagai upaya menyedihkan untuk membodohi publik tentang dampak kebijakan ekonomi yang gagal.

Scroll to Top