Puluhan Ribu Massa Pro-Palestina Lumpuhkan Jembatan Pelabuhan Sydney, Tuntut Akhiri Perang Gaza

Sydney diguncang demonstrasi besar-besaran pro-Palestina yang melibatkan puluhan ribu orang. Aksi ini menyebabkan penutupan Jembatan Pelabuhan Sydney, salah satu ikon kota tersebut. Para demonstran mendesak penghentian segera konflik di Gaza, Palestina.

Uniknya, demonstrasi ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting. Pendiri WikiLeaks, Julian Assange, yang baru saja kembali ke Australia setelah pembebasannya dari penjara di Inggris, tampak bergabung dalam aksi tersebut bersama keluarganya. Mantan Menteri Luar Negeri Australia dan mantan Perdana Menteri New South Wales, Bob Carr, juga turut serta.

Gelombang dukungan internasional untuk Palestina semakin menguat. Negara-negara seperti Prancis, Inggris, dan Kanada telah mengisyaratkan niat untuk mengakui negara Palestina secara diplomatis. Desakan ini muncul di tengah kekhawatiran global yang mendalam mengenai perang dan krisis kelaparan yang melanda Gaza.

Australia sendiri telah menyerukan diakhirinya perang di Gaza, namun belum mengambil keputusan final mengenai pengakuan negara Palestina. Pemerintah Australia, bersama dengan beberapa negara lain, menyatakan "kesediaan atau pertimbangan positif untuk mengakui negara Palestina sebagai langkah krusial menuju solusi dua negara."

Para demonstran, menembus cuaca buruk berupa angin kencang dan hujan, berbaris melintasi jembatan sambil menyuarakan tuntutan "gencatan senjata sekarang" dan "bebaskan Palestina." Kepolisian New South Wales meningkatkan pengamanan dengan mengerahkan ratusan personel tambahan di seluruh Sydney untuk mengawal jalannya aksi unjuk rasa.

Mehreen Faruqi, Senator New South Wales dari partai Hijau sayap kiri, menyatakan bahwa demonstrasi ini akan mencatatkan sejarah. Ia mendesak penerapan sanksi terberat terhadap Israel dan menuduh pasukan Israel melakukan pembantaian di Gaza. Ia juga mengkritik Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, atas pernyataannya yang kontra terhadap demonstrasi tersebut.

Ribuan nama anak-anak Palestina yang menjadi korban tewas sejak perang Gaza pecah pada Oktober 2023 terpampang di spanduk-spanduk yang diangkat oleh para demonstran. Ed Husic, seorang anggota parlemen dari Partai Buruh, juga hadir dalam demonstrasi tersebut dan menyerukan agar partainya, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Anthony Albanese, mengakui negara Palestina.

Tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat untuk mengakhiri konflik yang telah merenggut lebih dari 60.000 nyawa warga Palestina. Israel mengklaim bahwa serangan besar-besaran di Gaza adalah balasan atas serangan Hamas pada tahun 2023 yang mengakibatkan kematian 1.219 orang di Israel.

Dari 251 sandera yang ditawan dalam serangan tersebut, 49 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah meninggal dunia.

Scroll to Top