Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun 2025 diperkirakan akan melambat, bahkan berpotensi di bawah 5%. Konsensus pasar dari 13 institusi memprediksi pertumbuhan hanya mencapai 4,78% (yoy) dan 3,69% (qtq). Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang tercatat 4,87% (yoy) dan kontraksi -0,98% (qtq). Prediksi ini juga lebih pesimis dibandingkan optimisme pemerintah.
Jika proyeksi ini tepat, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 akan menjadi yang terendah sejak kuartal III-2021, saat pandemi Covid-19 melanda dengan dahsyat. Ini berarti, kondisi ekonomi saat ini mungkin setara dengan masa krisis pandemi atau yang terlemah dalam empat tahun terakhir.
Konsumsi Masyarakat Menjadi Beban Utama
Pelemahan pertumbuhan ekonomi ini utamanya disebabkan oleh melambatnya konsumsi rumah tangga. Sebagai catatan, konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, mencapai 53-56%.
Beberapa indikator yang mencerminkan perlambatan konsumsi antara lain:
- Pertumbuhan Kredit Konsumsi yang Melambat: Data Bank Indonesia menunjukkan tren penurunan pertumbuhan kredit konsumsi.
- Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang Rendah: IKK masih berada di level yang mengkhawatirkan.
- Kontraksi Aktivitas Manufaktur: Sektor manufaktur mengalami kontraksi, menandakan penurunan permintaan.
- Penurunan Penjualan Kendaraan Bermotor: Penjualan mobil menunjukkan penurunan yang signifikan.
- Perlambatan Kredit Pemilikan Rumah (KPR): Sektor properti juga mengalami tekanan.
Investasi dan Belanja Negara Kurang Optimal
Selain konsumsi, pertumbuhan investasi juga melambat. Meskipun realisasi investasi tetap tumbuh, namun lajunya tidak secepat kuartal sebelumnya. Sementara itu, belanja negara justru mengalami kontraksi, berbanding terbalik dengan pertumbuhan yang terjadi pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sinar Terang dari Sektor Ekspor
Di tengah kabar kurang menggembirakan, ada satu titik terang dari sektor perdagangan luar negeri. Nilai ekspor mengalami peningkatan yang cukup signifikan, didorong oleh perbaikan permintaan global dan strategi percepatan pengiriman barang.
Kesimpulan
Perekonomian Indonesia menghadapi tantangan serius pada kuartal II-2025. Pelemahan konsumsi, perlambatan investasi, dan kontraksi belanja negara menjadi faktor-faktor yang menekan pertumbuhan. Meskipun sektor ekspor menunjukkan kinerja yang positif, namun hal ini belum cukup untuk mengimbangi tekanan dari sektor lainnya. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mendorong kembali pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kepercayaan konsumen.