Jakarta – Seorang pria berinisial HR (42) membuat panik penumpang pesawat Lion Air rute Jakarta-Kualanamu karena berteriak tentang ancaman bom. Terungkap bahwa pria tersebut memiliki riwayat perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ).
"Menurut keterangan keluarga, yang bersangkutan sempat menjalani perawatan selama sebulan di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, Jakarta," ungkap pihak kepolisian Bandara Soekarno-Hatta.
Sebelumnya, pelaku melakukan perjalanan dari Merauke menuju Makassar, kemudian ke Soekarno-Hatta dengan tujuan akhir Kualanamu, Medan. Pria tersebut juga sempat berurusan dengan polisi di Merauke karena masalah tunggakan biaya hotel.
"Pihak kepolisian Merauke sempat mengamankan pelaku karena tidak membayar tagihan Hotel Swiss Bell," jelasnya.
Setelah serangkaian pemeriksaan intensif, kini pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
Kronologi Kejadian di Lion Air
Kejadian bermula pada hari Sabtu (2 Agustus). Saat pesawat sedang dalam proses taxi way menuju landasan pacu untuk lepas landas dari Terminal 1A Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sekitar pukul 18.35 WIB, pelaku tiba-tiba mengamuk dan berteriak membawa bom di dalam pesawat. Sontak, pilot memutuskan untuk membatalkan penerbangan dan kembali ke apron.
Para penumpang kemudian dievakuasi dan diminta menunggu di ruang tunggu Terminal 1A Bandara Internasional Soetta. Penerbangan Lion Air JT 308 mengalami penundaan selama beberapa jam dan harus mengganti pesawat dari Boeing 737-900 MAX PK-LRG menjadi Boeing 737-900ER PK-LSW.
"Sebanyak 181 penumpang lainnya akhirnya dapat melanjutkan perjalanan menuju Bandara Kualanamu pada pukul 21.55 WIB," imbuh pihak kepolisian.
Pihak Lion Air melalui Corporate Communications Officer, Neni Artauli Sianturi, menginformasikan bahwa seluruh barang bawaan penumpang telah diperiksa ulang untuk memastikan keamanan. Hasilnya menunjukkan tidak ada ancaman bom atau bahan berbahaya lainnya.