Bumi Kehilangan Oksigen Lebih Cepat dari Perkiraan, Apa Artinya?

Studi terbaru dari para ilmuwan memprediksi atmosfer Bumi akan mengalami perubahan drastis dalam satu miliar tahun ke depan, bahkan penurunan kadar oksigen diperkirakan akan dimulai dalam 10.000 tahun. Penemuan ini menyoroti betapa rapuhnya keseimbangan oksigen di planet kita.

Para ahli berfokus pada hubungan antara kadar oksigen dan peningkatan suhu Matahari. Semakin tua, Matahari akan semakin terang, menyebabkan peningkatan suhu Bumi. Peningkatan suhu ini akan merusak karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Padahal, CO2 sangat penting bagi tumbuhan untuk melakukan fotosintesis, proses yang menghasilkan oksigen.

Jika tumbuhan kesulitan bertahan hidup, produksi oksigen akan berkurang drastis. Akibatnya, lapisan ozon pelindung Bumi akan menipis, membuat planet ini rentan terhadap radiasi ultraviolet yang berbahaya. Selain itu, akan terjadi penumpukan gas metana di udara, menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi manusia dan makhluk hidup yang bergantung pada oksigen. Kondisi ini digambarkan sebagai "deoksigenasi besar-besaran," dengan kadar metana tinggi, CO2 rendah, dan hilangnya lapisan ozon.

Kadar oksigen diperkirakan akan turun drastis, bahkan mungkin sejuta kali lebih rendah dari saat ini. Kondisi ini akan membuat Bumi tidak layak huni bagi manusia dan sebagian besar spesies lainnya. Hanya mikroorganisme anaerobik, yang tidak membutuhkan oksigen, yang mungkin bisa bertahan hidup.

Meskipun terdengar menakutkan, para ilmuwan meyakinkan bahwa perubahan ini adalah bagian dari evolusi alami Bumi dan bukan disebabkan oleh perubahan iklim buatan manusia. Hal ini pernah terjadi miliaran tahun lalu, sebelum Peristiwa Oksidasi Besar yang menghasilkan atmosfer kaya oksigen seperti yang kita nikmati saat ini.

Memahami proses ini penting bagi para astronom dalam mencari kehidupan di planet lain (exoplanet). Keberadaan oksigen di sebuah planet bukanlah jaminan bahwa planet tersebut akan selalu layak huni.

Untungnya, perubahan ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Manusia mungkin tidak akan ada lagi di Bumi saat deoksigenasi besar-besaran terjadi. Namun, penelitian ini mengingatkan kita bahwa tidak ada yang abadi, dan semua komponen yang menopang kehidupan di Bumi saat ini bersifat sementara.

Scroll to Top