Usia Alam Semesta Lebih Muda dari Dugaan? Studi Ungkap Kemungkinan Akhir yang Lebih Cepat

Sebuah penelitian terbaru memberikan pandangan mengejutkan tentang usia alam semesta, berbeda dengan keyakinan kosmologis yang sudah mapan. Para peneliti mengusulkan bahwa alam semesta mungkin baru berusia sekitar 33 miliar tahun, dan fase "kematian"-nya bisa dimulai hanya dalam 10 miliar tahun mendatang.

Perkiraan ini menantang model-model sebelumnya yang memprediksi umur alam semesta mencapai ratusan miliar tahun atau lebih. Penting untuk dicatat bahwa model ini masih teoritis dan belum melalui tinjauan sejawat.

Dua Skenario Kiamat Alam Semesta yang Dominan

Ilmuwan selama ini memperkirakan dua kemungkinan utama tentang bagaimana alam semesta akan berakhir:

  • Big Freeze (Pembekuan Besar): Alam semesta terus mengembang sampai semua bintang kehabisan energi dan mendingin hingga nol mutlak. Skenario ini konon didukung oleh Albert Einstein.
  • Big Crunch (Keruntuhan Besar): Ekspansi alam semesta hanya bersifat sementara. Setelah mencapai titik tertentu, ekspansi berhenti dan alam semesta mulai menyusut, akhirnya runtuh kembali menjadi singularitas seperti sebelum Big Bang.

Ketidakpastian dalam mengukur kecepatan ekspansi alam semesta telah memicu krisis kosmologis, membuat para ilmuwan sulit menentukan teori mana yang lebih mungkin terjadi.

Energi Gelap dan Konstanta Kosmologis: Kunci Jawaban?

Menemukan nilai pasti dari konstanta kosmologis—angka yang digunakan untuk menghitung kecepatan ekspansi—adalah kunci untuk memecahkan krisis ini. Namun, untuk melakukannya, kita harus terlebih dahulu memahami energi gelap, kekuatan misterius yang diduga mendorong ekspansi alam semesta.

Dalam studi baru ini, analisis data dari Dark Energy Survey (DES) dan Dark Energy Spectroscopic Instrument (DESI) menunjukkan bahwa energi gelap mungkin terdiri dari partikel hipotetis yang disebut axion.

"Jika axion benar-benar ada, maka konstanta kosmologis akan bernilai negatif," tulis para peneliti. "Ini berarti alam semesta akan berakhir dalam Big Crunch, bukan Big Freeze."

Menghitung Ulang Usia Alam Semesta

Dengan model Big Crunch berbasis axion ini, peneliti memperkirakan bahwa total usia alam semesta sekitar 33 miliar tahun. Mengingat usia saat ini sekitar 13,8 miliar tahun, lebih dari sepertiga perjalanan hidupnya telah berlalu.

Jika model ini benar, alam semesta akan berhenti mengembang dalam 10 miliar tahun ke depan, diikuti oleh kontraksi yang berlangsung cepat—jauh lebih cepat dari perkiraan model sebelumnya.

Model Alternatif: Dari Pendinginan Ekstrem Hingga Siklus Abadi

Studi ini bukan satu-satunya yang memprediksi Big Crunch yang lebih cepat. Penelitian lain pada tahun 2022 bahkan menunjukkan bahwa ekspansi alam semesta dapat berhenti dalam waktu 100 juta tahun saja.

Sebaliknya, jika skenario Big Freeze yang benar, kematian alam semesta diperkirakan terjadi dalam waktu yang sangat lama, 1 quinvigintillion tahun.

Teori lain menyatakan bahwa ekspansi dan kontraksi alam semesta dapat terjadi berulang kali, membentuk siklus abadi yang disebut Big Bounce. Bahkan, ada gagasan bahwa alam semesta kita adalah simulasi atau hologram.

Meskipun kita belum memiliki jawaban pasti, penelitian seperti ini tetap penting karena membantu kita memperluas pemahaman tentang asal usul, perjalanan, dan nasib akhir alam semesta.

Scroll to Top