Tragedi Gaza: Investigasi BBC Ungkap Ratusan Anak Tertembak, Dugaan Pelanggaran Hukum Perang Mengemuka

Peringatan: Artikel ini berisi deskripsi grafis tentang anak-anak yang terluka dan meninggal, yang mungkin mengganggu pembaca.

Sebuah investigasi mendalam oleh BBC mengungkap fakta memilukan di Gaza: ratusan anak-anak menjadi korban penembakan sejak Oktober 2023. Kisah Layan, seorang balita berusia dua tahun, menjadi salah satu contoh tragisnya.

Video yang beredar memperlihatkan Layan tergeletak tak bernyawa di jalanan Gaza, di samping ayahnya, Mohamed al-Majdalawi, yang juga tewas. Investigasi BBC menemukan bahwa keduanya tewas akibat tembakan.

BBC berhasil mengumpulkan informasi tentang lebih dari 160 anak di Gaza yang menjadi korban penembakan. Namun, pelarangan akses jurnalis internasional ke Gaza serta kerusakan akibat konflik mempersulit pengumpulan data.

Dalam kasus Layan, jejak digital di media sosial membantu BBC menemukan lokasi kejadian dan mengidentifikasi korban. Setelah berbulan-bulan mencari, mereka berhasil menghubungi ibu Layan, Sorayya, serta kedua kakak laki-lakinya.

‘Kami Melihat ke Belakang dan Dia Tergeletak di Tanah’

Pada 9 November 2023, keluarga Layan meninggalkan tempat pengungsian. Saat berjalan, mereka ditembak. Kakak Layan, Shahd, yang saat itu berusia 12 tahun, menuturkan bahwa ayahnya menggendong Layan saat mereka ditembak. Shahd sendiri terluka dalam kejadian tersebut.

Analisis citra satelit menunjukkan keberadaan pasukan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) tidak jauh dari lokasi penembakan. Analis militer juga mengidentifikasi kendaraan lapis baja dan posisi pertahanan IDF di sekitar area tersebut.

Tiga ahli patologi forensik independen menyimpulkan bahwa Mohamed dan Layan tewas akibat tembakan senjata api. Mereka mencatat luka yang tampak ringan dari luar, namun mengakibatkan cedera internal yang parah.

‘Saya Berbalik dan Penembak Jitu Menembak Putri Saya di Jantung’

Kasus lain yang diselidiki adalah penembakan terhadap Mira Tanboura, seorang gadis kecil berusia enam tahun. Ayah Mira, Said, mengatakan bahwa putrinya ditembak di dada oleh penembak jitu IDF di dekat pos pemeriksaan.

Said menuturkan, sebelum kejadian, keluarganya telah digeledah di pos pemeriksaan tersebut. Citra satelit dan kesaksian lain menguatkan keberadaan pasukan IDF di lokasi penembakan.

Luka Tembak di Kepala dan Dada: Tren yang Mengkhawatirkan

Puluhan dokter dan perawat di Gaza mengungkapkan keprihatinan mereka tentang banyaknya anak-anak yang menjadi korban penembakan. Mereka melaporkan sejumlah besar luka tembak di kepala dan dada, termasuk pada anak-anak kecil.

Dari data yang dikumpulkan BBC, terdapat 95 kasus anak-anak yang tertembak di kepala atau dada. Dalam 57 kasus, saksi mata menuduh IDF sebagai pelaku penembakan.

IDF: Bantahan dan Investigasi

Menanggapi temuan ini, IDF menyatakan bahwa tentara Israel beroperasi dalam lingkungan perkotaan yang kompleks dan kerusakan yang tidak disengaja dapat terjadi selama pertempuran. Mereka juga menyatakan akan memeriksa setiap dugaan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai IDF.

Namun, seorang tentara cadangan IDF, yang disebut K, mengungkapkan bahwa aturan keterlibatan di Gaza semakin keras seiring berjalannya waktu. Ia menuturkan perintah untuk "menghancurkan segalanya, membunuh semua orang yang terlihat," meskipun ada pengecualian untuk perempuan dan anak-anak.

Pelanggaran Hukum Perang?

Para ahli hukum internasional menyatakan bahwa kasus-kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah penembakan tersebut merupakan akibat dari kecerobohan, kelalaian, atau serangan yang disengaja. Mereka menekankan kewajiban tentara profesional untuk memverifikasi bahwa orang yang mereka tembak adalah kombatan musuh dan bukan warga sipil.

Seorang profesor hukum internasional di Universitas Oxford menyebut bahwa bukti yang tersedia menunjukkan pelanggaran hukum yang sangat serius, yang bahkan dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Investigasi ini mengungkap dampak mengerikan konflik di Gaza terhadap anak-anak. Keluarga korban kehilangan harapan akan keadilan. Jenazah Layan dan Mohamed baru dimakamkan dua minggu setelah kematian mereka, dan keluarga tidak tahu bahwa video kematian mereka tersebar di internet.

Scroll to Top