Ancaman Gempa Bulan: Risiko Tersembunyi bagi Misi Masa Depan

Studi terbaru mengungkap potensi bahaya gempa bulan bagi misi pendaratan dan infrastruktur di permukaan satelit alami kita. Hasil riset geofisikawan dari Universitas Maryland, yang dipublikasikan di jurnal Science Advances, menyoroti aktivitas seismik di wilayah Taurus-Littrow, lokasi pendaratan Apollo 17.

Analisis menunjukkan bahwa wilayah ini telah diguncang oleh gempa bulan selama jutaan tahun akibat patahan bawah tanah yang mungkin masih aktif. Patahan ini menjadi ancaman serius bagi misi pendaratan di masa depan.

Meski peluang terjadinya gempa bulan di dekat patahan aktif terbilang kecil, sekitar 1 dalam 20 juta tahun pada hari tertentu, risiko ini meningkat seiring waktu. Untuk misi selama 10 tahun, risikonya naik menjadi sekitar 1 banding 5.500.

Peningkatan risiko kumulatif ini menjadi perhatian penting, terutama dengan rencana NASA untuk mendaratkan manusia dan membangun habitat di Bulan. Para ilmuwan memperingatkan perlunya kehati-hatian dalam membangun infrastruktur di Bulan.

"Kami ingin memastikan eksplorasi Bulan dilakukan dengan aman dan investasi dilakukan dengan bijak," ujar peneliti. Disarankan untuk menghindari pembangunan fasilitas di atas tebing curam atau patahan aktif. Semakin jauh dari lokasi tersebut, semakin kecil pula risikonya.

Untuk menguji teori mereka, para peneliti memodelkan gempa bulan hipotetis berkekuatan 3,0 di patahan Lee-Lincoln. Simulasi menunjukkan bahwa guncangan dari gempa tersebut cukup kuat untuk menggeser bongkahan batu dan memicu tanah longsor.

Meskipun gempa berkekuatan 3,0 dianggap kecil di Bumi, dampaknya di Bulan bisa sangat berbeda. Guncangan ini berpotensi merusak infrastruktur penting yang dibangun di permukaan. Oleh karena itu, pemilihan lokasi yang cermat sangat penting untuk mengurangi bahaya.

Scroll to Top