Netanyahu Bertekad ‘Tuntaskan’ Hamas di Gaza Demi Bebaskan Sandera

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Israel harus "menuntaskan" kekalahan Hamas di Gaza sebagai syarat utama untuk membebaskan sandera yang masih ditawan. Pernyataan ini muncul menjelang rapat kabinet yang akan membahas strategi perang terbaru.

Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu mempertimbangkan untuk memerintahkan pendudukan penuh Jalur Gaza, meskipun tekanan internasional terus meningkat untuk mengakhiri konflik. Seorang pejabat tinggi PBB memperingatkan bahwa eskalasi pertempuran dapat berakibat fatal, termasuk bagi keselamatan para sandera.

"Penting untuk menuntaskan kekalahan musuh di Gaza, membebaskan seluruh sandera kita, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel," ujar Netanyahu saat mengunjungi fasilitas pelatihan militer.

Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan bahwa Netanyahu telah melakukan "diskusi keamanan" selama tiga jam dengan petinggi militer, Eyal Zamir, namun rincian rencana perang baru belum diungkapkan. Kabinet keamanan dijadwalkan bersidang pada akhir pekan untuk menyetujui instruksi baru.

Beberapa media Israel melaporkan bahwa Netanyahu berkeinginan agar tentara Israel menguasai seluruh Jalur Gaza, dengan tujuan memperluas pertempuran ke wilayah di mana para sandera mungkin ditahan. Namun, spekulasi ini disebut sebagai taktik negosiasi.

Otoritas Palestina dan pemerintah Gaza yang dipimpin Hamas mengecam keras potensi perluasan operasi militer. Hamas menegaskan bahwa langkah tersebut tidak akan mengubah posisinya dalam perundingan gencatan senjata. Mereka tetap menuntut penarikan seluruh pasukan Israel dari Gaza.

"Bola ada di tangan (Israel) dan Amerika," kata pejabat senior Hamas, Hossam Badran, seraya menambahkan bahwa kelompok militan tersebut ingin mengakhiri perang dan mengatasi krisis kelaparan di Gaza.

Asisten Sekretaris Jenderal PBB, Miroslav Jenca, menyampaikan kepada Dewan Keamanan bahwa perluasan perang "akan menimbulkan konsekuensi bencana bagi jutaan warga Palestina dan dapat membahayakan nyawa para sandera yang tersisa."

Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, hadir dalam pertemuan Dewan Keamanan di New York untuk membahas penderitaan para sandera, menyusul terungkapnya rekaman terbaru yang memperlihatkan kondisi sandera yang lemah dan kurus.

Scroll to Top