Ketegangan Meningkat: Perdana Menteri Netanyahu dan Panglima Militer Israel Berselisih Soal Gaza

Tel Aviv – Perbedaan pendapat tajam muncul antara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Eyal Zamir, terkait strategi penguasaan penuh Jalur Gaza. Netanyahu bersikukuh dengan rencananya, sementara Zamir menyatakan penolakan keras.

Zamir, sebagai panglima militer tertinggi, berpendapat bahwa langkah tersebut akan menjadi "jebakan" berbahaya bagi IDF dan secara signifikan mengancam keselamatan para sandera yang masih berada di wilayah tersebut.

Perselisihan ini juga dipicu oleh unggahan putra Netanyahu, Yair, di media sosial X. Yair, yang tidak memiliki jabatan pemerintahan, mengecam Zamir dan menuduhnya terlibat dalam "pemberontakan dan upaya kudeta militer".

Zamir menampik tuduhan tersebut dengan tegas. Dalam pertemuan dengan Netanyahu, ia mempertanyakan alasan serangan terhadap dirinya dan mempertanyakan mengapa ia disudutkan di tengah situasi perang yang genting.

Netanyahu menanggapi dengan nada keras, memperingatkan Zamir untuk tidak mengancam pengunduran diri melalui media. Ia juga membela putranya yang dianggapnya sudah dewasa dan bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.

Sumber-sumber di kantor PM Israel mengungkapkan bahwa Zamir telah berulang kali berbeda pendapat dengan kabinet pemerintahan Netanyahu. Jika Zamir tidak setuju dengan rencana pendudukan penuh Jalur Gaza, ia dipersilakan untuk mengundurkan diri.

Ketegangan terbaru ini mencuat dalam rapat selama tiga jam yang dihadiri oleh sejumlah kecil menteri Israel, menjelang pemungutan suara kabinet untuk menyetujui rencana pendudukan Jalur Gaza. Netanyahu dilaporkan memutuskan untuk melanjutkan pendudukan Gaza – sebuah tuntutan lama dari mitra koalisi sayap kanannya – seiring dengan kebuntuan negosiasi dengan Hamas.

Dalam rapat tersebut, Zamir memperingatkan bahwa pendudukan penuh atas Jalur Gaza akan membahayakan sekitar 50 sandera yang masih ditahan oleh Hamas dan sekutunya. Ia memperkirakan setidaknya 20 sandera masih hidup. Selain itu, pendudukan juga akan semakin menguras tenaga dan sumber daya tentara Israel.

Zamir merekomendasikan agar IDF mengepung Kota Gaza dan pusat-pusat populasi lainnya, lalu menggunakan posisi-posisi tersebut untuk melancarkan serangan yang lebih terukur. Ia menyarankan pendekatan bertahap yang dinilai lebih aman dan efektif.

Scroll to Top