Panik Tarif Trump Memicu Lonjakan Penjualan iPhone di AS Awal 2025

Kekhawatiran konsumen di Amerika Serikat (AS) terhadap potensi kenaikan harga iPhone akibat kebijakan tarif impor baru yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump, ternyata memicu fenomena panic buying di awal tahun 2025.

CEO Apple, Tim Cook, mengungkapkan adanya peningkatan pembelian iPhone yang signifikan karena ketakutan tersebut. "Kami melihat bukti bahwa kecemasan dan kepanikan terkait harga iPhone akibat tarif Trump memang terjadi," ungkap Cook dalam sebuah wawancara. Ia memperkirakan, sekitar 10 persen dari total pertumbuhan penjualan iPhone saat itu berasal dari dampak tarif tersebut.

Meskipun tidak merinci jumlah pasti iPhone yang terjual akibat panic buying, Cook sebelumnya menjanjikan bahwa harga iPhone akan tetap stabil, dan Apple akan menanggung segala efek harga yang berasal dari tarif Trump. Perusahaan bahkan mengalokasikan dana tambahan operasional hingga 900 juta dollar AS (sekitar Rp 14,8 triliun) untuk menstabilkan harga.

Diversifikasi Produksi ke India dan Vietnam

Selain menanggung biaya operasional tambahan, Apple juga gencar melakukan diversifikasi lini produksi. Perusahaan tidak lagi sepenuhnya bergantung pada China untuk perakitan produknya. Sebagian perakitan iPhone kini dialihkan ke India, sementara iPad dan MacBook diproduksi di Vietnam.

Langkah ini diambil karena tarif impor di India dan Vietnam lebih rendah dibandingkan China. Data menunjukkan tarif impor barang di China mencapai 30 persen, India 25 persen, dan Vietnam 20 persen. Cook menjelaskan bahwa kebijakan tarif Trump sebagian besar berdampak pada produk dari China. Sebagian besar iPhone yang dijual di AS saat ini berasal dari India, sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh tarif Trump yang berfokus pada China.

Meskipun Apple berupaya menghindari beban tarif tambahan, situasi terkait tarif Trump dan harga iPhone di AS tetap dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu.

Kontribusi iPhone Terhadap Pendapatan Apple

iPhone merupakan produk yang sangat penting bagi Apple dan menjadi salah satu penyumbang pendapatan terbesar. Pada kuartal III tahun fiskal 2025, Apple mencatatkan pendapatan 94 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.551 triliun), naik 10 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. iPhone menyumbang sekitar 47 persen dari total pendapatan Apple di periode ini, yaitu 44,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 734 triliun). Layanan Apple menyumbang keuntungan terbesar kedua dengan angka 27,4 miliar dollar AS (sekitar Rp 452 triliun).

Scroll to Top