Lebih dari 80% Penduduk Indonesia Terhubung Internet di 2025, Tapi Masih Ada Tantangan

Sebuah laporan terbaru mengungkap bahwa penetrasi internet di Indonesia terus meningkat. Diperkirakan pada tahun 2025, sekitar 80,66% populasi, atau setara dengan 229,4 juta jiwa, sudah dapat mengakses dunia maya. Angka ini menunjukkan kenaikan 2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Meskipun demikian, masih ada sekitar 20% penduduk yang belum terhubung. Fokus utama saat ini adalah bagaimana menjangkau mereka. Salah satu hambatan utama adalah infrastruktur telekomunikasi yang belum merata. Jumlah penyedia layanan internet (ISP) di Indonesia saat ini mencapai sekitar 1.320, namun distribusinya belum optimal.

Diperlukan regulasi yang tepat untuk mendorong pertumbuhan penetrasi internet, bukan hanya dari segi pemerataan, tetapi juga peningkatan kualitasnya.

Laporan tersebut juga menyoroti alasan mengapa sebagian masyarakat Indonesia masih belum terhubung ke internet. Harga kuota internet yang dianggap relatif mahal menjadi salah satu faktor utama.

Generasi Z (Gen Z) menjadi kelompok yang paling merasakan dampak mahalnya kuota internet. Sebanyak 38,75% dari Gen Z menyatakan bahwa biaya kuota yang tinggi menjadi penghalang utama mereka untuk mengakses internet.

Setiap generasi memiliki alasan berbeda mengapa mereka tidak terhubung ke internet. Generasi X (Gen X) cenderung tidak melihat manfaat dari penggunaan internet (35,56%). Sementara itu, generasi yang lebih tua seperti Baby Boomer dan Pre-Boomer, keterbatasan fisik menjadi alasan utama (masing-masing 57,63% dan 15,25%).

Meskipun baik Milenial maupun Gen Z sama-sama mempermasalahkan harga kuota, persentase Gen Z jauh lebih tinggi. Hanya 15% Milenial yang menganggap kuota internet terlalu mahal. Bagi Milenial, ketersediaan jaringan internet di wilayah tempat tinggal mereka menjadi masalah utama (28,77%), diikuti dengan tidak memiliki perangkat yang memadai untuk terhubung ke internet (18%).

Scroll to Top