BANDA ACEH – Dunia medis THT-BKL terus berinovasi. Teknik endoskopi coblation, sebuah metode bedah minimal invasif dengan energi radio frekuensi, kini menjadi solusi efektif untuk menangani stenosis laring.
Dalam Mega Bakti Kesehatan Nasional (MBKN) 2025 di Aceh, teknologi ini sukses diterapkan pada seorang pasien pria berusia 31 tahun asal Langsa yang menderita stenosis laring akibat tuberkulosis (TB). Pasien ini sebelumnya telah menjalani pengobatan TB selama enam bulan.
Operasi dipimpin oleh Dr. dr. Fauziah Fardizza, Sp.T.H.T.B.K.L, Subsp.L.F.(K), seorang ahli laringofaringologi terkemuka. Metode endoskopi coblation memungkinkan dokter melepaskan jaringan parut penyebab penyempitan di glotis tanpa memerlukan sayatan besar.
Keunggulan teknik ini adalah proses pemulihan yang lebih singkat, risiko komplikasi yang lebih rendah seperti perdarahan dan infeksi, serta tidak memerlukan sayatan besar. Lebih penting lagi, fungsi pernapasan pasien dapat langsung diperbaiki.
"Teknologi ini menawarkan penanganan stenosis laring yang lebih aman dan efektif. Pasien dapat bernapas lebih lega, dan gejala seperti sesak napas, suara serak, serta stridor dapat berkurang secara signifikan," ujar dr. Fauziah.
Stenosis laring akibat TB adalah kondisi penyempitan saluran napas di laring yang disebabkan oleh infeksi tuberkulosis. TB memicu peradangan dan pembentukan jaringan parut, yang menyebabkan kesulitan bernapas. Gejala umumnya meliputi suara serak, napas berbunyi (stridor), dan kesulitan bernapas. Kondisi ini seringkali merupakan komplikasi dari TB paru.
Keberhasilan operasi ini diharapkan dapat mendorong adopsi teknologi endoskopi coblation di berbagai rumah sakit di Indonesia, terutama dalam penanganan kasus stenosis laring akibat TB maupun penyebab lainnya. Operasi dilakukan pada hari Minggu (3/08/2025) di RSUDZA Banda Aceh.