Penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan tentang asal-usul laba-laba dan arachnida lainnya. Analisis fosil otak makhluk purba bernama Mollisonia symmetrica, yang hidup lebih dari 500 juta tahun lalu, menunjukkan bahwa nenek moyang laba-laba ternyata menghuni lautan, bukan daratan seperti yang selama ini diperkirakan.
Fosil M. symmetrica memperlihatkan susunan otak yang unik. Alih-alih memiliki struktur otak yang umum pada artropoda modern seperti serangga dan krustasea, otak makhluk ini justru menyerupai otak arachnida seperti laba-laba, kalajengking, dan caplak. Namun, susunan pada M. symmetrica justru terbalik jika dibandingkan dengan arachnida modern.
Kemiripan ini mengindikasikan bahwa M. symmetrica, yang hidup di laut, merupakan nenek moyang awal dari arachnida modern. Temuan ini memicu perdebatan baru mengenai evolusi arachnida dan jenis chelicerata yang menjadi cikal bakal mereka. Chelicerata adalah kelompok artropoda besar yang mencakup arachnida dan belangkas (kepiting tapal kuda).
Mollisonia, yang memiliki tubuh bersegmen mirip kalajengking, karapas bundar, dan enam pasang anggota badan untuk bergerak dan berburu, terpisah dari kelompok artropoda lain pada periode Kambrium tengah.
Para ilmuwan mempelajari fosil otak dan sistem saraf pusat M. symmetrica yang ditemukan di formasi Burgess Shale, Pegunungan Rocky Kanada. Hasilnya menunjukkan bahwa otak M. symmetrica berbeda dengan otak belangkas. Bagian-bagian otaknya tersusun berbeda, menyerupai struktur otak laba-laba modern. Hal ini menunjukkan bahwa arachnida berevolusi dan berdiferensiasi dari belangkas lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
"Seolah-olah otak tipe Limulus (belangkas) yang terlihat pada fosil Kambrium, atau otak krustasea dan serangga leluhur dan masa kini, telah terbalik, seperti yang kita lihat pada laba-laba modern," kata seorang peneliti.
Kecepatan dan kemampuan berburu laba-laba di darat mungkin berperan dalam evolusi sayap serangga, yang memungkinkan mangsanya melarikan diri. Untuk memastikan bahwa kemiripan otak M. symmetrica dan laba-laba modern bukan hanya kebetulan, para peneliti menggunakan program komputer untuk menghitung kemungkinan hubungan kekerabatan di antara keduanya.
Analisis tersebut mengindikasikan bahwa garis keturunan Mollisonia akhirnya bertransformasi menjadi kelompok arachnida. Temuan ini menunjukkan bahwa kelompok ini mungkin telah melahirkan predator artropoda paling sukses di dunia.