Dinas Kesehatan Manokwari, Papua Barat, mencatat temuan yang mengkhawatirkan hingga Juli 2025: 550 kasus baru Tuberkulosis (TBC), termasuk pasien yang sudah kebal terhadap pengobatan standar. Kondisi ini menjadi perhatian utama dalam upaya memberantas TBC di wilayah tersebut.
Plt Kepala Dinkes Manokwari menekankan bahwa tingginya angka kasus TBC, termasuk yang resisten terhadap obat, memerlukan tindakan segera. Meskipun sering diabaikan, TBC memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat.
Sistem pelaporan yang ditingkatkan memungkinkan petugas kesehatan untuk melacak pasien TBC dengan lebih efektif. Data pasien yang terdeteksi TBC dicatat dalam aplikasi khusus, sehingga memudahkan pemantauan dan pemberian pelayanan lanjutan di berbagai fasilitas kesehatan.
Namun, risiko resistensi obat meningkat pada pasien yang tidak menyelesaikan pengobatan sesuai anjuran. Hal ini menyebabkan masa pengobatan menjadi lebih panjang dan rumit. Keberhasilan eliminasi TBC membutuhkan kerjasama lintas sektor dan kesadaran masyarakat untuk menyelesaikan pengobatan secara tuntas.
Menurut Dinas Kesehatan Manokwari, deteksi dini kasus baru adalah kunci untuk memutus rantai penularan TBC dan mencapai target eliminasi pada tahun 2030. Dengan menemukan dan mengobati sumber penularan sejak awal, diharapkan jumlah kasus TBC dapat menurun secara signifikan di masa depan.
Meskipun angka kasus baru mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024 (784 kasus), prevalensi TBC di Manokwari masih tinggi, yaitu 500 per 100.000 penduduk. Angka ini jauh dari target nasional sebesar 65 per 100.000 penduduk pada tahun 2030.
Dari 550 kasus baru yang terdeteksi, 504 pasien menjalani pengobatan. Sebagian besar (479 pasien) sensitif terhadap obat TBC (TBC-SO) dan membutuhkan pengobatan selama enam bulan. Sementara itu, 25 pasien menunjukkan resistensi terhadap obat (TBC-RO) dan memerlukan pengobatan yang lebih lama, yaitu 6-24 bulan.
Meskipun demikian, Dinkes Manokwari menyambut baik fakta bahwa sebagian besar pasien kini sedang menjalani pengobatan. Hal ini merupakan hasil kerja keras petugas kesehatan dalam melakukan pelacakan dan pelaporan secara aktif.