Para astronom baru saja menemukan objek luar biasa di tepi Tata Surya: sebuah fosil es yang diberi nama panggilan Ammonite. Secara resmi dikenal sebagai 2023 KQ14, objek ini bukan sembarang benda langit. Ia termasuk dalam kelompok eksklusif yang disebut sednoid.
Sednoid adalah batuan es kecil yang menghuni wilayah jauh di luar orbit Neptunus, di pinggiran Tata Surya. Untuk dikategorikan sebagai sednoid, sebuah objek harus memenuhi kriteria ketat: setengah sumbu panjang orbit lebih dari 200 unit astronomi (sa), orbit sangat lonjong (eksentrik), dan jarak terdekat ke Matahari (perihelion) lebih dari 60 sa. Hingga saat ini, hanya ada empat anggota kelompok ini, termasuk Ammonite. Tiga lainnya adalah Sedna, 2012 VP113, dan 541132 Lele?k?honua.
Meskipun ukurannya kecil dan jumlahnya sedikit, sednoid menyimpan potensi untuk mengungkap rahasia masa lalu Tata Surya, termasuk informasi tentang asal usulnya dan bahkan keberadaan Planet Sembilan yang hipotetis.
Penemuan Ammonite
Ammonite terletak sangat jauh, sekitar 252 sa dari Matahari, dengan orbit yang sangat lonjong (eksentrisitas 0,7). Ketika mendekati Matahari, jarak terdekatnya adalah 66 sa, lebih dari dua kali jarak Neptunus. Jarak terjauhnya mencapai 438 sa. Dengan orbit yang begitu luas, Ammonite membutuhkan waktu hampir 4000 tahun untuk mengelilingi Matahari sekali.
Para astronom menemukan Ammonite melalui proyek FOSSIL, menggunakan Teleskop Subaru di Hawaii pada tahun 2023. Pengamatan lanjutan dilakukan dengan Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii pada tahun 2024. Hasilnya, Ammonite adalah fosil Tata Surya yang masih menyimpan jejak planetesimal, batuan purba yang menjadi bahan pembentuk planet.
Orbit yang Aneh
Untuk memahami Ammonite lebih dalam, para astronom menganalisis data pengamatan selama 19 tahun. Mereka menemukan bahwa orbit Ammonite relatif stabil selama sebagian besar sejarah Tata Surya, sekitar 4,2 miliar tahun. Namun, sekitar 300 juta tahun terakhir, Ammonite mulai menyimpang dan membentuk jalur orbit unik.
Keunikan orbit Ammonite terletak pada lokasinya. Di Tata Surya terdapat celah yang disebut celah q-gap atau celah perihelion, yang terletak antara objek trans-Neptunus ekstrim dan awan Oort bagian dalam. Celah ini terletak pada jarak 50-65 sa, dan biasanya tidak ada objek yang ditemukan di sana.
Ammonite berada di celah perihelion yang seharusnya kosong, menjadikannya semakin istimewa. Bukan hanya anggota sednoid, tetapi juga objek pertama yang ditemukan di celah perihelion.
Karena jarak Ammonite yang sangat jauh, pengaruh gravitasi Neptunus sangat minim. Ini mengindikasikan bahwa ada mekanisme lain yang membentuk orbit anehnya dan menjadikannya petunjuk penting dalam memahami evolusi Tata Surya. Kehadiran Ammonite memberikan wawasan baru tentang kompleksitas dan dinamika wilayah pinggiran Tata Surya.
Bukan Bukti Planet Sembilan
Keberadaan Planet Sembilan, sebuah planet raksasa hipotetis yang tersembunyi jauh di luar Neptunus, sering dikaitkan dengan pembentukan celah perihelion. Penemuan Ammonite di area ini dengan orbit yang aneh memicu pertanyaan: apakah ada hubungannya?
Simulasi komputer menunjukkan bahwa jika Planet Sembilan benar-benar ada, gravitasinya seharusnya memengaruhi orbit Ammonite dan objek kecil lainnya di wilayah tersebut. Namun, tidak ada tanda-tanda pengaruh tersebut. Ini menyiratkan dua kemungkinan: Planet Sembilan tidak ada, atau jika ada, lokasinya lebih jauh dari yang diperkirakan.
Orbit Ammonite yang berbeda dari sednoid lainnya semakin membingungkan para astronom dan menyoroti keragaman wilayah terluar Tata Surya. Para astronom berharap untuk menemukan lebih banyak objek serupa, karena memahami orbit dan karakteristik sednoid sangat penting untuk menyusun gambaran lengkap tentang pembentukan Tata Surya.
Fakta Menarik:
- Ammonite adalah sednoid keempat yang ditemukan hingga saat ini.
- Orbit aneh Ammonite justru melemahkan dugaan keberadaan Planet Sembilan.
- Para astronom mengusulkan kemungkinan lain: dulunya ada planet di Tata Surya yang kemudian terlempar keluar, yang menjelaskan keanehan orbit yang diamati saat ini.