Sebuah penemuan menggemparkan mengubah pandangan kita tentang Pluto. Struktur misterius bernama Kiladze, yang sebelumnya dianggap sebagai kawah tumbukan, kini diduga kuat sebagai kaldera dari supervulkan cryo yang aktif dalam jutaan tahun terakhir. Penemuan ini membuka lembaran baru tentang aktivitas geologi di planet kerdil tersebut.
Perubahan Paradigma: Dari Tumbukan Meteorit ke Letusan Dahsyat
Awalnya, bentuk oval dan kedalaman sekitar 3 kilometer pada Kiladze mengarahkan para ilmuwan untuk mengklasifikasikannya sebagai kawah tumbukan. Namun, ada kejanggalan yang membuat mereka berpikir ulang. Kedalaman Kiladze ternyata lebih dalam dari kawah lain dengan ukuran yang serupa.
Biasanya, kawah memiliki rasio kedalaman dan diameter yang konsisten. Kiladze, dengan diameter sekitar 4 kilometer, seharusnya tidak sedalam itu. Fakta ini memicu hipotesis bahwa Kiladze sebenarnya adalah kaldera, cekungan besar yang terbentuk akibat runtuhnya gunung berapi setelah letusan dahsyat.
Supervulkan Cryo: Letusan Es di Dunia Beku
Jika hipotesis ini benar, Kiladze adalah supervulkan cryo, gunung berapi unik yang mengeluarkan es dan senyawa kimia beku, bukan lava panas. Para ilmuwan memperkirakan letusan Kiladze mampu menyemburkan hingga 1.000 kilometer kubik cryomagma (campuran air dan amonia beku) ke permukaan Pluto.
Material vulkanik tersebut tersebar hingga lebih dari 100 kilometer dari pusat kaldera. Bahkan, angka ini mungkin masih perkiraan konservatif karena keterbatasan resolusi wahana New Horizons dalam mendeteksi partikel yang lebih kecil.
Amonia: Petunjuk Usia dan Proses Letusan
Lokasi Kiladze yang berada di sebelah utara Sputnik Planitia, wilayah es berbentuk hati yang ikonik, menambah daya tariknya. Di sekitar Kiladze, ditemukan lapisan luas es air yang mengandung amonia misterius, senyawa yang jarang ditemukan di wilayah lain Pluto.
Amonia diyakini memainkan peran penting dalam aktivitas cryovolkanik Pluto. Senyawa ini dapat menurunkan titik beku air, memungkinkan campuran tetap cair lebih lama di bawah permukaan Pluto yang beku. Tekanan geologi kemudian mendorong campuran ini ke permukaan, memicu letusan es yang spektakuler.
Keberadaan amonia juga membantu memperkirakan usia letusan. Amonia murni mudah hancur oleh radiasi matahari dan kosmik. Oleh karena itu, jejaknya yang masih terdeteksi menunjukkan bahwa letusan Kiladze terjadi relatif baru, mungkin dalam 3 juta tahun terakhir.
Pluto: Tidak Sepenuhnya Beku?
Permukaan Pluto biasanya tertutup kabut tipis yang terbuat dari gas metana yang membeku. Lapisan kabut ini seringkali menutupi fitur geologi seperti es air. Namun, di sekitar Kiladze, es air justru terlihat jelas. Ini mengindikasikan bahwa lapisan kabut belum sempat menutupinya seluruhnya, sebuah proses yang memerlukan waktu sekitar 3 juta tahun. Fakta ini semakin mendukung dugaan bahwa letusan Kiladze terjadi pada era geologi yang sangat muda, menunjukkan bahwa Pluto mungkin masih menyimpan panas internal hingga saat ini.