Sering Mengantuk Padahal Cukup Tidur? Awas, Bisa Jadi Gejala Awal Diabetes!

Merasa lelah dan mengantuk setelah beraktivitas seharian adalah hal yang wajar. Namun, jika rasa kantuk terus menerus menghantui hampir setiap hari, bahkan setelah istirahat yang cukup, Anda perlu waspada. Kondisi ini bisa menjadi sinyal awal dari diabetes.

Menurut ahli penyakit dalam, rasa kantuk berlebihan merupakan gejala umum yang dialami penderita diabetes, terutama saat kadar gula darah tidak stabil. Ketika gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), tubuh akan mengeluarkan glukosa melalui urine, menyebabkan dehidrasi, pengentalan darah, dan kurangnya oksigen ke otak. Akibatnya, tubuh terasa lelah dan mengantuk.

Sebaliknya, saat gula darah terlalu rendah (hipoglikemia), otak kekurangan glukosa sebagai sumber energi, yang dapat mengganggu fungsi sel saraf otak. Gejalanya bisa berupa gemetar, berkeringat, lapar, dan jantung berdebar. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan berat, kebingungan, mengantuk, bahkan pingsan atau koma.

Bagaimana Membedakan Kantuk Biasa dengan Kantuk karena Diabetes?

Kantuk berlebihan, bahkan setelah tidur cukup, bisa menjadi pertanda awal diabetes. Terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini. Perhatikan juga gejala lain seperti sering haus, sering buang air kecil, mudah lapar, pandangan kabur, berat badan turun drastis, sulit berkonsentrasi, dan merasa lemas sepanjang hari.

Diabetes yang tidak terkontrol dalam jangka panjang dapat merusak saraf otonom, yang mengatur fungsi tubuh secara otomatis, seperti tekanan darah. Kerusakan ini dapat menyebabkan tekanan darah turun tiba-tiba saat berdiri (hipotensi ortostatik), mengakibatkan aliran darah ke otak berkurang sementara dan memicu rasa pusing, lemas, dan mengantuk.

Kantuk terus-menerus, meski sering dianggap sepele, dapat berdampak besar bagi kesehatan. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi ini juga dapat menurunkan kualitas hidup, mulai dari hilangnya fokus hingga pola makan dan aktivitas fisik yang tidak teratur.

Banyak orang tidak menyadari bahwa kantuk terus-menerus bisa menjadi gejala awal prediabetes atau diabetes. Tanpa pemeriksaan dan perubahan gaya hidup, kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes, yang jika tidak dikontrol dengan baik dapat menimbulkan komplikasi serius seperti luka yang sulit sembuh, gagal ginjal, stroke, serangan jantung, hingga kebutaan.

Pencegahan dan Deteksi Dini

Rasa kantuk akibat gangguan gula darah dapat dicegah dengan menerapkan pola makan seimbang, tidur yang cukup, pengelolaan gula darah, pengelolaan stres, dan rutin beraktivitas fisik. Segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan kemungkinan prediabetes atau diabetes, atau gangguan metabolik lainnya.

Untuk membantu deteksi dini risiko diabetes, manfaatkan layanan kesehatan yang menyediakan skrining berbasis AI, pemeriksaan gula darah (HbA1c dan kolesterol), serta konsultasi medis dan pendampingan gaya hidup sehat yang terintegrasi. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, Anda dapat mencegah komplikasi serius akibat diabetes dan meningkatkan kualitas hidup.

Scroll to Top