IHSG Terkoreksi Tipis Akibat Tekanan Sektor Teknologi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus rela menutup perdagangan sesi II hari ini, Kamis (7 Agustus 2025) di zona merah. Sempat menunjukkan tren positif sejak pembukaan hingga pukul 15.00 WIB, IHSG akhirnya parkir di level 7.490,18, turun tipis 0,18% atau setara 13,57 poin.

Pergerakan indeks hari ini berada dalam rentang 7.490,18 hingga 7.580,55. Data menunjukkan 353 saham mengalami penurunan, 286 saham menguat, dan 317 saham stagnan. Total nilai transaksi mencapai Rp 16,47 triliun dengan volume 34,83 miliar saham dan frekuensi 2,02 juta transaksi. Akibatnya, kapitalisasi pasar menyusut menjadi Rp 13.434 triliun.

Sektor teknologi menjadi pemberat utama IHSG di penghujung sesi perdagangan. Saham DCII, milik konglomerat Toto Sugiri, anjlok 10% ke level 312.300, memberikan kontribusi negatif sebesar 37,38 poin terhadap pergerakan IHSG.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham DCII selama lebih dari seminggu, menyusul lonjakan harga saham yang melampaui 100% dalam waktu singkat.

Pada hari Rabu (6 Agustus 2025), BEI mencabut suspensi tersebut, namun perdagangan saham DCII dilakukan melalui mekanisme Full Call Auction (FCA). Pada hari pertama penerapan FCA, saham DCII justru melonjak 10%.

Selain DCII, saham-saham milik Prajogo Pangestu juga turut menekan IHSG. BRPT berkontribusi -6,83 poin, CDIA -4,11 poin, dan CUAN -2,88 poin terhadap penurunan indeks.

Di sisi lain, saham AMMN menjadi penopang utama IHSG. Saham perusahaan tambang milik Salim Group ini melonjak 16,17% dan menyumbang 42,29 poin.

Sementara itu, bursa saham di kawasan Asia-Pasifik mayoritas ditutup menguat. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,65%, Topix naik 0,72%, Kospi Korea Selatan naik 0,92%, dan Kosdaq naik 0,29%.

Hang Seng Index di Hong Kong menguat 0,69% ke level 25.081, sedangkan S&P/ASX 200 di Australia justru melemah 0,14%.

Scroll to Top