Para investor CUAN tengah antusias menantikan pengumuman dari MSCI pada 7 Agustus 2025, atau dini hari 8 Agustus 2025 waktu Indonesia. Namun, di sisi lain, Prajogo Pangestu justru mulai mengurangi kepemilikan sahamnya di CUAN. Apa implikasinya bagi harga saham CUAN ke depan?
Prajogo Pangestu telah mengumumkan penjualan 1 miliar lembar saham CUAN, setara dengan 0,88% dari total kepemilikannya. Penjualan ini bertujuan untuk meningkatkan free float saham CUAN, mendekati ambang batas yang ditetapkan oleh MSCI. Hingga 7 Agustus 2025, free float CUAN mencapai 15,017%, dan setelah penjualan ini, diperkirakan naik menjadi 15,88%.
Aksi korporasi ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh Prajogo. Sebelumnya, pada Agustus 2024, ia juga melepas 12,41 juta lembar saham CUAN senilai Rp119 miliar. Akibatnya, kepemilikan saham Prajogo di CUAN menyusut dari 85,07% menjadi 84,07% dalam dua tahun terakhir.
Menanti Efek Pengumuman MSCI
Harapan besar investor terhadap saham CUAN adalah potensi masuk ke dalam indeks MSCI. Masuknya CUAN ke MSCI diharapkan dapat menarik dana dari investor asing, khususnya ETF yang mengacu pada indeks tersebut, sehingga berpotensi mendongkrak harga saham.
Namun, perlu diingat bahwa saham-saham Grup Prajogo lainnya, seperti BRPT dan TPIA, justru menunjukkan tren yang berbeda setelah masuk MSCI. BRPT, misalnya, mengalami konsolidasi harga setelah pengumuman MSCI pada Mei 2019. Sementara TPIA, setelah kenaikan signifikan, mengalami penurunan harga pasca-efektif masuk MSCI.
Kesimpulan
Pengumuman MSCI pada 7 Agustus 2025 akan menjadi penentu arah saham CUAN. Secara historis, saham-saham yang diumumkan masuk MSCI seringkali mengalami koreksi atau sideways sebelum akhirnya naik saat periode efektif karena auto buy dari ETF. Oleh karena itu, investor yang membeli CUAN di harga tinggi dan berharap masuk MSCI perlu berhati-hati terhadap potensi risiko koreksi.
Apakah CUAN akan mengikuti jejak BRPT dan TPIA, atau mampu mencetak sejarahnya sendiri? Waktu yang akan menjawab.
