Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengusulkan pertemuan langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai upaya mengakhiri konflik yang berkepanjangan. Ajakan ini muncul setelah utusan khusus Presiden AS, Steve Witkoff, menyelesaikan pembicaraan dengan Putin di Moskow.
"Kami di Ukraina percaya bahwa solusi nyata hanya bisa dicapai melalui perundingan langsung antara para pemimpin," ujar Zelensky melalui media sosial, sehari setelah berkomunikasi dengan Presiden AS. Ia menekankan pentingnya menentukan waktu dan agenda yang tepat untuk pertemuan tersebut.
Zelensky juga mengungkapkan rencananya untuk serangkaian diskusi penting dengan Kanselir Jerman, Friedrich Merz, serta perwakilan dari Prancis dan Italia. Komunikasi di tingkat penasihat keamanan nasional juga akan dilakukan.
"Yang terpenting adalah Rusia, sebagai pihak yang memulai konflik, harus mengambil langkah nyata untuk mengakhiri agresi ini," tegasnya.
Trump Rencanakan Pertemuan dengan Putin
Presiden AS sebelumnya mengindikasikan kemungkinan pertemuannya dengan Putin "dalam waktu dekat," menyusul diskusi produktif antara utusannya dan pemimpin Rusia tersebut di Moskow. Kunjungan Witkoff terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Moskow dan Washington.
Moskow juga mengumumkan pengakhiran moratorium terhadap rudal jarak menengah berkemampuan nuklir, mengisyaratkan kemungkinan pengerahan senjata tersebut sebagai respons terhadap tindakan serupa oleh AS.
"Kemungkinan besar pertemuan akan segera diadakan," kata Trump kepada wartawan. Ia tidak merinci lokasi pertemuan dengan Putin, yang akan menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak Juni 2021.
Berbagai sumber mengabarkan bahwa Trump berencana untuk bertemu Putin secepatnya minggu depan, diikuti dengan pertemuan tiga pihak yang melibatkan Zelensky. "Kemajuan besar telah dicapai!" tulis Trump di media sosial, setelah berbicara dengan Zelensky. "Semua pihak sepakat bahwa konflik ini harus segera diakhiri, dan kami akan mengupayakannya dalam beberapa hari dan minggu mendatang."
AS Terus Memberlakukan Sanksi
Meskipun ada harapan untuk perdamaian, seorang pejabat AS mengonfirmasi bahwa sanksi tambahan terhadap Rusia akan diberlakukan dalam dua hari mendatang. Menteri Luar Negeri AS menyatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, dan prosesnya mungkin memakan waktu.
Konflik yang dimulai sejak Februari 2022 telah menyebabkan puluhan ribu korban jiwa, kerusakan infrastruktur yang meluas, dan jutaan pengungsi. Rusia menuntut penyerahan wilayah tambahan dan pencabutan dukungan AS dan Uni Eropa sebagai prasyarat untuk menghentikan pertempuran. Ukraina mendesak gencatan senjata segera, dan Zelensky menyerukan perubahan kepemimpinan di Moskow.