Vidi Aldiano Berjuang Melawan Kanker Ginjal: Perjalanan Panjang dan Penuh Tantangan

Penyanyi ternama Vidi Aldiano masih gigih berjuang melawan kanker ginjal stadium 3 yang dideritanya. Didagnosis sejak 2019, penyakit ini telah menyebar ke bagian tubuh lain pada 2023.

Pada pertengahan 2025, Vidi menceritakan perjuangannya menghadapi penyakit ini. Pengobatan yang intensif menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan. Suami Sheila Dara ini juga sering merasa lelah akibat kondisinya.

"Berat badan saya turun sampai 10 kg. Prinsip hidup saya sekarang, tidak apa-apa kanker, yang penting badan saya bagus," ungkap Vidi melalui media sosial.

Ia menjelaskan bahwa perubahan fisik ini merupakan efek samping dari terapi radiasi dan kemoterapi. Kini, Vidi berusaha menambah berat badan, meskipun terasa lebih sulit.

Kanker Ginjal Vidi Aldiano Mengalami Metastasis

Pada 2023, kanker yang diderita Vidi Aldiano menyebar. Setahun kemudian, ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap hasil pemeriksaan PET scan.

Meskipun hasil tersebut membuatnya stres dan sedih, Vidi bertekad untuk terus berjuang melalui pengobatan demi hasil yang lebih baik.

"Hasil PET scan belum sesuai harapan. Tidak buruk, tapi juga belum baik. Saya masih berharap untuk terus berjuang melawan penyakit ini. Melihat hasil yang belum sesuai ekspektasi itu terkadang membuat kita sedih dan stres," kata Vidi.

Efek Samping Kemoterapi

Perjuangan Vidi Aldiano selama kemoterapi tidaklah mudah. Ia mengalami efek samping seperti menggigil dan nyeri tubuh. Saat bangun tidur, ia juga merasakan takikardia, kondisi detak jantung yang meningkat.

Selama perawatan, Vidi berusaha mengelola emosi dan stres. Awal 2025, ia mempertimbangkan untuk berhenti kemoterapi karena efek samping yang parah.

"Ada kemungkinan saya harus berhenti kemoterapi karena sudah terlalu lama, dan jika dilanjutkan, efek sampingnya bisa lebih parah," jelasnya.

"Banyak sekali ‘bagaimana jika’ yang muncul di kepala saya, ditambah stres dari berbagai faktor eksternal. Dokter mengatakan penyakit ini sangat rentan terhadap stres," lanjut Vidi.

Pergantian Obat di Tahun 2025

Pada Juni 2025, Vidi mengaku kondisinya menurun setelah Idul Fitri. Ternyata, obat yang dikonsumsinya selama lima tahun terakhir perlu diganti.

"Setelah Lebaran, kami melakukan scan untuk mengecek apakah obat yang sudah saya pakai selama 5 tahun masih berfungsi atau tidak," ungkap Vidi.

"Hasilnya lumayan membuat saya tidak bisa berfungsi beberapa waktu, karena tidak sesuai dengan harapan," sambungnya.

Dokter menjelaskan bahwa kanker di tubuh Vidi menyebar dengan cepat. Ia harus bolak-balik Indonesia dan Malaysia untuk mendapatkan obat baru.

Efek samping obat baru ternyata lebih kuat dari sebelumnya. Vidi berusaha mengatasi rasa sakit dan efek samping tersebut selama beberapa bulan.

"Saya berusaha untuk terus maju setiap hari dengan tersenyum. Dengan kondisi saya sekarang, saya akan terus fokus untuk menyehatkan badan dan pikiran saya," pungkasnya.

Mengenal Kanker Ginjal

Kanker ginjal adalah pertumbuhan sel abnormal pada jaringan ginjal yang membentuk tumor. Tumor ganas dapat menyebar ke jaringan dan organ lain (metastasis).

Kanker ginjal sering terjadi pada usia 65-74 tahun dan lebih berisiko pada pria.

Penyebab Kanker Ginjal

Penyebab pasti kanker ginjal belum diketahui. Namun, beberapa faktor risiko meliputi merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga, dan riwayat terapi radiasi.

Faktor risiko lain seperti mutasi genetik, dialisis jangka panjang, dan penyakit genetik tertentu juga dapat meningkatkan risiko kanker ginjal.

Gejala Kanker Ginjal

Pada tahap awal, kanker ginjal sering tidak menunjukkan gejala. Gejala mungkin baru muncul saat tumor tumbuh.

Beberapa gejala kanker ginjal meliputi:

  • Darah dalam urine (hematuria)
  • Benjolan di area ginjal
  • Nyeri di pinggang atau samping tubuh
  • Kelelahan
  • Merasa tidak enak badan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Demam ringan
  • Nyeri tulang
  • Tekanan darah tinggi
  • Anemia
  • Kadar kalsium tinggi
Scroll to Top