Mengurai Benang Kusut Kesehatan Maluku: Tantangan dan Strategi Transformasi

Maluku, dengan kekayaan alam dan budayanya, menyimpan potret kesehatan yang kompleks. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) terbaru dan statistik regional Maluku mengungkap realitas kesenjangan yang perlu segera diatasi.

Kondisi Kesehatan: Antara Harapan dan Kenyataan Pahit

Angka stunting di Maluku masih mengkhawatirkan, melebihi rata-rata nasional. Masalah gizi kronis pada balita dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi tantangan serius. Akses layanan kesehatan ibu dan anak juga belum merata. Persalinan yang ditangani tenaga kesehatan profesional masih belum mencapai angka ideal.

Sanitasi dan akses air bersih yang buruk memperburuk situasi. Banyak rumah tangga bergantung pada sumber air yang tidak terlindungi, meningkatkan risiko penyakit menular seperti diare dan campak.

Ketimpangan Layanan Kesehatan: Distribusi yang Tidak Adil

Fasilitas kesehatan cenderung terpusat di kota-kota besar seperti Ambon. Distribusi tenaga medis pun tidak merata, dengan daerah-daerah terpencil kekurangan dokter, perawat, dan bidan.

Meskipun cakupan BPJS Kesehatan tergolong tinggi, pemanfaatan layanan telemedicine masih rendah. Kurangnya infrastruktur digital dan literasi teknologi kesehatan menjadi penghalang utama.

Beban penyakit pun tidak merata. Kasus malaria dan kusta tertinggi ditemukan di wilayah Maluku Tenggara dan Kepulauan Tanimbar. Penyakit menular seperti tuberkulosis dan HIV/AIDS juga menjadi perhatian.

Di sisi lain, penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes, dan obesitas juga meningkat. Perilaku tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol, dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor pemicu.

Kesehatan remaja juga menghadapi tantangan tersendiri, mulai dari pola makan yang buruk hingga masalah kesehatan gigi yang tidak tertangani. Masalah kesehatan jiwa juga menjadi perhatian serius, dengan praktik pemasungan yang masih terjadi di wilayah terpencil.

Strategi Transformasi: Langkah Konkret untuk Perbaikan

Pembangunan kesehatan Maluku membutuhkan pendekatan baru yang adaptif, kontekstual, dan berbasis data.

Beberapa rekomendasi strategis meliputi:

  • Afirmasi Wilayah Kepulauan: Menambah puskesmas pembantu, mengembangkan layanan keliling, dan memberikan insentif khusus untuk tenaga medis di wilayah 3T.
  • Integrasi Data: Memanfaatkan data sektoral dan SKI sebagai dasar penyusunan Rencana Aksi Daerah bidang kesehatan.
  • Promosi Kesehatan Berbasis Budaya Lokal: Menguatkan promosi kesehatan untuk pencegahan PTM, kesehatan jiwa, gizi balita, dan kesehatan remaja.
  • Kolaborasi Multisektor: Melibatkan sektor pendidikan, pekerjaan, perhubungan, dan keagamaan dalam program kesehatan.

Kesimpulan: Menuju Kesehatan Maluku yang Lebih Baik

Kondisi kesehatan masyarakat Maluku menunjukkan adanya dualitas antara kemajuan dan kesenjangan. Reformasi menyeluruh dalam kebijakan kesehatan diperlukan untuk mengatasi disparitas struktural dan mewujudkan pembangunan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan. Tanpa upaya yang serius dan konsisten, kemajuan yang dicapai hanya akan menjadi kemajuan semu.

Scroll to Top