Terobosan AI: Aplikasi TBScreen.AI untuk Deteksi Dini Tuberkulosis di Indonesia

Indonesia menghadapi tantangan serius dalam memerangi Tuberkulosis (TBC), dengan perkiraan angka kematian yang mengkhawatirkan. Menjawab tantangan ini, tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan aplikasi skrining TBC berbasis kecerdasan buatan (AI) pertama di Indonesia, bernama TBScreen.AI, yang dapat diakses melalui http://tbscreen.ai.

Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memanfaatkan inovasi teknologi untuk menanggulangi TBC. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun merekomendasikan penggunaan teknologi CAD (computer-aided diagnosis) untuk membantu interpretasi hasil rontgen dada.

TBScreen.AI dirancang agar mudah digunakan oleh tenaga medis dan masyarakat umum. Pengguna hanya perlu mengunggah foto rontgen dada, dan sistem akan secara otomatis menganalisis serta memberikan hasil dalam bentuk persentase kemungkinan terindikasi TBC. Penting untuk diingat, hasil ini adalah skrining awal dan bukan diagnosis akhir, sehingga perlu dikonfirmasi oleh dokter.

Pengembangan aplikasi ini merupakan bagian dari proyek riset yang didukung oleh program KONEKSI dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia. Proyek ini melibatkan kolaborasi lintas institusi, termasuk University of Melbourne, Monash University Indonesia, Universitas Sebelas Maret, dan berbagai organisasi lainnya.

Awalnya, aplikasi ini dikembangkan berdasarkan data dari RS Sardjito Yogyakarta. Data tersebut divalidasi oleh tim klinis dan radiologi sebelum digunakan untuk mengembangkan model AI berbasis Digital Image Processing, Computer Vision, dan Machine Learning.

Model AI dilatih menggunakan dataset yang dibagi menjadi data training dan data validasi. Saat ini, validitas model mencapai sekitar 64% dengan data sekitar 936. Peneliti sedang menunggu data tambahan dari RSUD Mimika untuk meningkatkan akurasi model.

Fitur utama aplikasi ini adalah skrining otomatis foto rontgen dada dengan output berupa probabilitas terindikasi TBC (0-100%). Fitur ini tersedia untuk tenaga kesehatan dan masyarakat umum, meskipun dengan akses terbatas untuk yang terakhir. Aplikasi ini juga memiliki fitur untuk mengumpulkan dataset tambahan guna meningkatkan akurasi model AI.

TBScreen.AI saat ini dirilis secara terbatas. Tim peneliti telah melakukan sosialisasi kepada tenaga kesehatan di Balkesmas Klaten dan RSUD Mimika, yang akan menjadi lokasi pilot project penggunaan aplikasi. Rilis terbatas ini bertujuan untuk mengumpulkan umpan balik dari tenaga kesehatan untuk penyempurnaan aplikasi AI, dengan harapan dapat dirilis secara luas pada akhir tahun ini.

Kehadiran TBScreen.AI diharapkan dapat mempercepat deteksi kasus TBC, terutama di daerah terpencil atau fasilitas kesehatan yang kekurangan dokter. Inovasi ini merupakan kontribusi nyata dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Scroll to Top