Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 mencatatkan angka menggembirakan, mencapai 5,12%. Ini merupakan level tertinggi dalam dua tahun terakhir, meningkat signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya yang berada di angka 4,87%. Analisis menunjukkan bahwa lonjakan ini ditopang kuat oleh sektor informal.
Sektor informal, yang meliputi usaha seperti pedagang kaki lima, buruh harian lepas, dan pekerja rumah tangga, memainkan peran vital dalam perekonomian nasional. Kontribusi sektor ini terhadap lapangan kerja mencapai 60%, dan menyumbang 55% dari total konsumsi nasional. Sebaliknya, sektor formal, termasuk perbankan, manufaktur, kesehatan, dan pendidikan, hanya berkontribusi 40% terhadap lapangan kerja dan 45% terhadap konsumsi.
Membaiknya kinerja sektor informal ini didorong oleh beberapa faktor kunci. Pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter mengalir ke sektor konsumsi, meningkatkan daya beli masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah. Selain itu, produksi pertanian juga mengalami peningkatan signifikan. Peralihan dari periode El Nino ke La Nina memberikan dampak positif pada hasil panen dan meningkatkan pendapatan petani. Peningkatan belanja bantuan sosial dari pemerintah juga turut berkontribusi.
Meskipun sektor informal menunjukkan kinerja yang kuat, indikator sektor formal masih terlihat lemah. Penjualan mobil, peralatan rumah tangga, dan barang konsumsi tahan lama mengalami penurunan. Sebaliknya, belanja untuk kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, pakaian, dan barang kebutuhan sehari-hari mengalami peningkatan. Hal ini menegaskan bahwa sektor informal menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025.