Para astronom telah mengungkap keberadaan lubang hitam supermasif tertua yang pernah ditemukan di alam semesta. Objek luar biasa ini menghuni galaksi bernama CAPERS-LRD-z9, yang diyakini terbentuk hanya 500 juta tahun setelah Big Bang, sekitar 13,3 miliar tahun lalu.
Penemuan penting ini berasal dari data yang dikumpulkan oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST), membuka kemungkinan bahwa lebih banyak lubang hitam serupa tersembunyi di dalam objek purba yang dikenal sebagai Little Red Dots (LRD).
Fenomena Little Red Dots pertama kali menarik perhatian para ilmuwan sekitar tiga tahun lalu. Pada Desember 2022, JWST mengumpulkan data yang menyoroti keberadaan titik-titik cahaya samar dari formasi kuno di masa-masa awal alam semesta.
Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa sekitar 70 persen dari LRD ini menunjukkan tanda-tanda keberadaan gas yang berputar dengan kecepatan luar biasa, mencapai 3,2 juta kilometer per jam, sebuah indikasi kuat adanya cakram akresi yang mengelilingi lubang hitam supermasif.
Untuk memvalidasi hipotesis bahwa LRD ini memang mengandung lubang hitam aktif, para astronom melakukan studi mendalam. Setelah bertahun-tahun, sebuah tim internasional mengonfirmasi bahwa CAPERS-LRD-z9 benar-benar menampung lubang hitam supermasif tertua yang pernah ditemukan.
Analisis spektroskopi terhadap cahaya dari galaksi CAPERS-LRD-z9 mengungkapkan keberadaan gas berkecepatan tinggi. Gas yang bergerak menjauh dari Bumi tampak memerah, sementara yang mendekat tampak membiru. Pola unik ini berfungsi sebagai tanda khas aktivitas lubang hitam.
Lubang hitam di pusat CAPERS-LRD-z9 memiliki massa sekitar 300 juta kali lebih besar dari Matahari, kira-kira setara dengan setengah massa bintang-bintang di galaksinya. Ukuran yang sangat besar ini menimbulkan pertanyaan mendalam bagi para ilmuwan. Jika lubang hitam yang lebih muda memiliki banyak materi untuk "dilahap," hal ini secara teoritis tidak berlaku untuk lubang hitam yang lahir hanya 500 juta tahun setelah permulaan alam semesta.
Temuan ini menunjukkan bahwa lubang hitam purba tumbuh jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, atau mungkin mereka sudah sangat masif sejak awal, jauh melampaui prediksi model-model yang ada.
Di masa depan, tim peneliti berencana untuk melakukan pengamatan lebih lanjut dengan resolusi lebih tinggi menggunakan JWST untuk mengungkap lebih banyak tentang LRD dan asal-usul lubang hitam kuno ini. Penemuan Little Red Dots adalah kejutan besar dari data awal JWST karena bentuknya sangat berbeda dari galaksi yang terlihat melalui teleskop Hubble. Sekarang, para ilmuwan berusaha memahami apa sebenarnya mereka dan bagaimana mereka bisa terbentuk.