Musisi Gratiskan Lagu untuk Kafe: Angin Segar atau Masalah Baru Royalti Musik?

Polemik royalti musik terus menjadi perbincangan hangat, terutama terkait dampaknya pada bisnis kafe dan restoran. Di tengah tekanan biaya, beberapa musisi ternama mengambil langkah tak terduga dengan memberikan izin penggunaan lagu mereka secara gratis. Langkah ini memicu berbagai reaksi, terutama dari pelaku usaha dan lembaga pengelola hak cipta.

Daftar Musisi yang Bebaskan Royalti

Sejumlah musisi ternama seperti Ahmad Dhani, Rhoma Irama, Juicy Luicy, Thomas Ramdhan dari GIGI, dan Charly van Houten memutuskan untuk menggratiskan penggunaan karya mereka di kafe dan restoran. Ahmad Dhani bahkan menawarkan langsung melalui media sosial, meminta pemilik usaha menghubunginya jika tertarik memutar lagu Dewa 19.

Juicy Luicy dengan santai mempersilakan kafe untuk membawakan lagu-lagu mereka tanpa perlu izin formal. Sementara itu, Thomas Ramdhan memberikan pengecualian bagi penyanyi dan band kafe dengan bayaran di bawah Rp5 juta per acara. Charly van Houten secara terbuka membebaskan seluruh karyanya untuk dinyanyikan siapa saja, di mana saja. Rhoma Irama pun memberikan izin serupa bagi para penyanyi dangdut di seluruh dunia.

Respons Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN)

LMKN menanggapi langkah para musisi ini dengan menekankan bahwa hak cipta sebuah lagu tidak hanya dimiliki oleh penciptanya. Musik adalah hasil kolaborasi berbagai pihak, termasuk pencipta lagu, penampil, dan produser rekaman.

LMKN menjelaskan bahwa menggratiskan hak cipta dari satu sisi belum tentu mendapatkan persetujuan dari pemilik hak terkait suara rekaman atau pelaku pertunjukan. Menurut LMKN, sebuah lagu adalah "bundle of rights" yang terdiri dari hak pencipta, penampil, dan produser. Melonggarkan satu hak berpotensi melanggar hak pihak lain.

Pelaku Usaha Cari Jalan Tengah

Di tengah ketidakpastian ini, para pelaku usaha mencoba mencari solusi aman. Salah satu kafe di Salatiga memilih untuk memutar lagu-lagu dari band indie lokal untuk menghindari masalah royalti. Langkah ini disambut baik oleh para musisi lokal yang dengan senang hati membiarkan karya mereka dinikmati secara luas.

Namun, sebagian musisi juga menyoroti kebingungan yang muncul di lapangan. Polemik royalti ini menciptakan situasi abu-abu bagi para pelaku industri. Beberapa kafe dan restoran bahkan mulai mengganti musik dengan suara-suara alam sebagai alternatif.

Langkah para musisi yang menggratiskan lagu mereka memang memberikan angin segar bagi pelaku usaha kafe dan restoran. Namun, kompleksitas hak cipta musik tetap menjadi tantangan yang perlu diselesaikan agar semua pihak merasa adil dan terlindungi.

Scroll to Top