Rupiah Tertekan Perang Tarif, BI Ambil Tindakan Tegas

Nilai tukar rupiah sempat mengalami tekanan hebat akibat eskalasi perang tarif dagang yang diumumkan oleh Presiden AS pada awal April 2025. Gubernur Bank Indonesia mengungkapkan bahwa tekanan ini terasa signifikan di pasar non-delivery forward (NDF) luar negeri, khususnya di Hong Kong dan Eropa, bahkan sempat menyentuh level Rp 17.400.

Merespon situasi ini, Dewan Gubernur BI mengambil langkah cepat dengan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) khusus pada 7 April 2025, meski saat itu Indonesia tengah menikmati libur panjang Lebaran. Pertemuan ini menghasilkan keputusan penting untuk melakukan intervensi langsung di pasar NDF luar negeri.

"Kebijakan resiprokal yang makin tinggi selama liburan Ramadan memicu tekanan nilai tukar rupiah di pasar NDF luar negeri. Oleh karena itu, kami menyelenggarakan RDG dan memutuskan untuk melakukan intervensi secara berkesinambungan di Hong Kong, Eropa, dan AS, around the clock, around the world," jelas Gubernur BI.

Langkah intervensi ini terbukti efektif. Setelah dilakukan stabilisasi secara berkelanjutan, nilai tukar rupiah berangsur pulih. Saat pasar keuangan kembali dibuka setelah libur Lebaran 2025, rupiah berhasil stabil di level Rp 16.800. BI berkomitmen untuk terus melakukan langkah-langkah stabilisasi demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Scroll to Top