Makanan dan minuman kekinian yang menjamur di media sosial seringkali menggoda selera. Namun, di balik kelezatannya, banyak di antaranya mengandung kadar gula tinggi dan lemak jenuh, yang meningkatkan risiko diabetes.
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika kadar gula dalam darah terlalu tinggi dan tubuh tidak mampu mengolahnya dengan efektif. Gula darah sebenarnya penting sebagai sumber energi, tetapi konsumsi berlebihan tanpa diimbangi aktivitas fisik dapat menyebabkan penumpukan gula dan memicu diabetes.
Memahami Berbagai Jenis Diabetes
Terdapat beberapa jenis diabetes yang perlu dipahami:
Diabetes Tipe 1: Terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin di pankreas. Akibatnya, produksi insulin menurun drastis.
Diabetes Tipe 2: Insulin diproduksi secara normal, tetapi tubuh menjadi kurang responsif terhadapnya. Kondisi ini sering terjadi pada orang dewasa di atas 30 tahun dan dipengaruhi oleh faktor genetik serta obesitas.
Diabetes Gestasional: Diabetes yang bersifat sementara dan hanya terjadi selama kehamilan. Biasanya muncul pada minggu ke-24 kehamilan dan umumnya hilang setelah melahirkan. Jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan bayi.
Kapan Kadar Gula Darah Dianggap Tinggi?
Seseorang dianggap menderita diabetes jika:
- Kadar gula darah mencapai lebih dari 200 mg/dL, disertai gejala seperti sering haus, sering buang air kecil, sering lapar, dan luka sulit sembuh.
- Kadar gula darah puasa (tidak makan selama minimal 8 jam) mencapai lebih dari 126 mg/dL.
- Kadar gula darah mencapai lebih dari 200 mg/dL setelah menjalani Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO), yaitu tes dengan mengonsumsi gula sekitar 75 gram.
Faktor-Faktor Pemicu Diabetes
Beberapa penyebab umum diabetes meliputi:
- Kurangnya aktivitas fisik.
- Konsumsi gula berlebihan.
- Gangguan respons tubuh terhadap insulin.
- Berkurangnya produksi insulin oleh pankreas.
- Hambatan kinerja insulin oleh hormon lain.
Dengan memahami jenis-jenis diabetes, kadar gula darah yang normal, dan faktor pemicunya, kita dapat lebih waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan.
