Harga Emas Bergejolak Akibat Kebijakan Tarif Impor AS, Swiss Terancam

Jakarta – Harga emas dunia mengalami fluktuasi tajam pada Jumat (8/8/2025) setelah munculnya spekulasi terkait kebijakan tarif impor emas batangan Amerika Serikat (AS), terutama yang berasal dari Swiss.

Harga emas spot ditutup pada US$ 3.397,01 per troy ons, naik tipis 0,04%. Kenaikan ini melanjutkan tren positif selama dua hari terakhir, dengan total kenaikan 0,9%. Harga penutupan ini menjadi yang tertinggi sejak 22 Juli 2025. Dalam sepekan, harga emas melonjak 1,07%, menandakan kenaikan selama dua pekan berturut-turut.

Kontrak berjangka emas AS pengiriman Desember sempat mencapai rekor US$3.534,10 per ons sebelum akhirnya stabil di level US$3.454,10. Kenaikan ini dipicu oleh laporan dan keputusan Bea Cukai AS yang menetapkan emas batangan cor 1 kilogram dan 100 ons troy asal Swiss dikenakan tarif sejak 5 April. Kabar ini sempat memicu selisih harga yang signifikan antara kontrak berjangka New York dan harga spot London.

Pernyataan dari pejabat Gedung Putih mengenai perintah eksekutif yang akan datang muncul setelah adanya indikasi bahwa Washington akan memberlakukan tarif impor khusus negara terhadap emas batangan yang paling banyak diperdagangkan di AS.

UBS memperkirakan jika tarif diberlakukan, selisih harga antara kontrak berjangka Comex dan kontrak emas London akan semakin melebar, menciptakan peluang arbitrase di antara pusat pemurnian alternatif.

Namun, harga emas berbalik turun setelah adanya laporan bahwa pemerintahan akan menegaskan tidak akan ada bea masuk untuk emas batangan Swiss. Pejabat Gedung Putih menyatakan langkah ini diperlukan untuk mengklarifikasi "informasi keliru" di pasar.

Saham-saham perusahaan tambang emas seperti Freeport-McMoRan, Royal Gold, dan US Gold Corp. ikut terangkat, menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan pasar secara keseluruhan.

Jika tarif benar-benar diberlakukan, Swiss akan berada dalam posisi yang sulit, mengingat emas, logam mulia, batu permata, dan koin merupakan komoditas impor terbesar kedua negara itu ke AS setelah produk farmasi.

"Lonjakan panik harga emas menunjukkan bahwa bahkan aset safe haven pun tidak kebal dari volatilitas di era tarif," ujar seorang analis pasar.

Swiss adalah pusat pemurnian emas terbesar di dunia, dengan sebagian besar emas yang diproduksi setiap tahun diproses di lima kilang yang ada di negara tersebut. Swiss mengekspor batangan emas senilai miliaran dolar ke AS setiap tahunnya.

Presiden Asosiasi Produsen dan Pedagang Logam Mulia Swiss menyatakan kekhawatiran mendalam terhadap dampak tarif ini bagi industri emas dan pertukaran fisik emas dengan AS.

Seorang ekonom memperkirakan bahwa ribuan lapangan kerja di Swiss berpotensi hilang akibat tarif AS tersebut. Importir AS diperkirakan akan menaikkan harga produk Swiss untuk menutupi dampak tarif, yang dapat menyebabkan penurunan penjualan dan pemangkasan margin keuntungan.

Perusahaan-perusahaan Swiss juga mempertimbangkan untuk memindahkan produksi ke Eropa atau Inggris, yang memiliki tarif lebih rendah untuk produk yang dikirim ke AS. Krisis ini menjadi pukulan terbaru bagi perusahaan Swiss, yang selama ini harus menghadapi apresiasi franc Swiss yang membuat produk mereka lebih mahal di pasar internasional.

Scroll to Top