Vitamin D memang dikenal luas sebagai vitamin yang sangat bermanfaat. Banyak sekali informasi kesehatan yang menganjurkan konsumsi rutin, terutama bagi mereka yang lebih sering beraktivitas di dalam ruangan dan kurang terpapar sinar matahari.
Namun, seringkali terlewatkan adalah fakta bahwa konsumsi vitamin D berlebihan juga bisa menimbulkan efek samping. Lebih mengejutkan lagi, banyak yang belum tahu dosis yang tepat sesuai usia dan kebutuhan tubuh. Padahal, kesalahan dosis bisa berdampak serius bagi kesehatan jangka panjang, seperti meningkatkan risiko batu ginjal dan gangguan metabolisme.
Sebuah studi besar yang dipublikasikan oleh American Journal of Clinical Nutrition mengungkapkan bahwa kadar vitamin D yang terlalu rendah berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker kolorektal. Akan tetapi, jurnal yang sama juga menjelaskan bahwa dosis yang terlalu tinggi justru tidak memberikan manfaat tambahan dan berpotensi mengganggu penyerapan kalsium. Artinya, konsumsi vitamin D harus seimbang, tidak kurang dan tidak lebih.
Rekomendasi dari National Institutes of Health (NIH) menyebutkan bahwa kebutuhan harian vitamin D untuk remaja dan orang dewasa sehat berkisar antara 600 hingga 800 IU per hari. Kebutuhan ini bisa dipenuhi melalui paparan sinar matahari pagi, makanan seperti ikan berlemak, susu fortifikasi, dan suplemen jika diperlukan.
Sayangnya, banyak orang langsung mengonsumsi suplemen tanpa memeriksa kadar vitamin D dalam darah terlebih dahulu. Padahal, kondisi tubuh setiap orang bisa sangat berbeda.
Pakar onkologi dari Johns Hopkins Medicine menyatakan bahwa vitamin D memang memiliki efek protektif terhadap sel usus besar, karena berperan dalam regulasi pertumbuhan sel.