Tekanan Marquez Hantui Performa Bagnaia Sejak Pengumuman Kontrak?

Mantan orang dalam Ducati, Juan Martinez, mengungkap fakta mengejutkan. Kemerosotan performa Pecco Bagnaia, menurutnya, bermula sejak pengumuman Marc Marquez sebagai rekan setimnya untuk MotoGP 2025. Kehadiran Marquez, dengan 8 gelar juara dunia, menciptakan persaingan sengit dengan Bagnaia yang memiliki 3 gelar.

Ducati awalnya berharap kolaborasi dua bintang ini akan memperkuat dominasi mereka. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Marquez tampil dominan dengan memenangkan 8 balapan utama dan 11 sprint di paruh pertama musim. Sementara Bagnaia kesulitan beradaptasi dengan GP25, terpuruk di posisi ketiga dengan selisih 168 poin dari Marquez.

Martinez menjelaskan, Bagnaia merasakan tekanan sejak pengumuman kontrak Marquez. Setiap wawancara dipenuhi pertanyaan tentang Marquez, yang berdampak pada mental Bagnaia.

Lebih lanjut, Martinez menyoroti perbedaan gaya balap keduanya. Marquez lebih fleksibel dan mampu memaksimalkan motor apapun. Sementara Bagnaia membutuhkan motor yang sesuai dengan preferensinya.

"Marc terbiasa mengubah motor, sasis, aerodinamika. Dia mampu memaksimalkan potensi dalam kondisi apapun," ujar Martinez. Hal ini mempersulit arah pengembangan motor, karena performa apik Marquez dalam segala situasi menyulitkan penentuan arah pengembangan motor.

Hingga pertengahan musim, Bagnaia hanya menang sekali di GP Amerika dan meraih 7 podium dalam 12 seri. Performanya bahkan di bawah Alex Marquez yang menggunakan GP24 tahun lalu, yang saat ini unggul 48 poin di klasemen.

Martinez menegaskan, satu-satunya kekurangan Ducati di musim gemilang ini adalah posisi Bagnaia di klasemen. Meski Ducati mendominasi balapan utama dan sprint, ketidakberadaan Bagnaia di posisi kedua menjadi noda kecil bagi reputasi mereka.

Scroll to Top