Presiden Prabowo Subianto menyatakan sikap tegas pemerintah Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Beliau menekankan bahwa Indonesia akan terus bernegosiasi tanpa bersikap konfrontatif.
"Kita tidak akan mencela negara lain. Berapapun tarif yang dikenakan, kita akan mengedepankan perundingan dan negosiasi," ujar Prabowo di Sumatera Selatan, Rabu (23/4).
Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak akan menyerah pada kebijakan yang berpotensi memicu perang dagang global. Ia pun menyatakan bahwa bangsa Indonesia tidak akan bertekuk lutut atau mengemis belas kasihan.
"Kita tidak akan pernah menyerah, berlutut, atau meminta-minta. Bangsa Indonesia tidak butuh dikasihani," tegasnya.
Presiden Prabowo menghormati kebijakan tersebut, namun menekankan pentingnya kepercayaan diri bangsa terhadap kekuatan sendiri. "Jika pasar mereka tidak terbuka untuk kita, kita akan tetap bertahan dan semakin kuat. Kita akan berdiri di atas kaki sendiri," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih telah diutus ke Amerika Serikat untuk membahas isu ini. Menteri Luar Negeri Sugiono telah bertemu dengan Menlu AS Marco Rubio di Washington DC pada tanggal 16 April. Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi di bawah pemerintahan Donald Trump.
Airlangga didampingi oleh Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu saat bertemu dengan Secretary of Commerce Howard W Lutnick, Board of Executives, dan United US Treasury Trade Representative Jamieson Greer.
Pertemuan-pertemuan ini bertujuan untuk membahas kenaikan tarif impor yang dikenakan Trump terhadap produk-produk Indonesia, yang kini mencapai 47 persen. Sebelumnya, tarif yang diberlakukan berkisar antara 10-37 persen.