Kecepatan Internet Indonesia Belum Optimal, APJII Ungkap Tantangan Utama

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengakui bahwa kualitas kecepatan internet di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah besar. Pernyataan ini disampaikan di sela-sela acara DTI-CX 2025, menyoroti kendala yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan transformasi digital dan konektivitas nasional yang merata.

Menurutnya, salah satu penyebab utama lambatnya perkembangan ini adalah pemerataan infrastruktur yang belum optimal. Hal ini sejalan dengan laporan ‘Profil Internet Indonesia 2025’ yang dirilis APJII, yang menggambarkan distribusi kecepatan internet yang belum ideal.

Laporan tersebut mengungkap bahwa sebagian besar pengguna internet fixed broadband di Indonesia masih berkutat dengan kecepatan rendah. Data menunjukkan 33,43% pengguna hanya merasakan kecepatan antara 10-20 Mbps, sementara 21,06% lainnya menikmati kecepatan 20-30 Mbps. Bahkan, masih ada 18,71% pengguna yang harus puas dengan kecepatan di bawah 10 Mbps.

Kabar baiknya, proporsi pengguna yang menikmati kecepatan di atas 100 Mbps masih sangat kecil, hanya sekitar 2,31%. Sementara itu, pengguna dengan kecepatan internet antara 100 Mbps hingga di bawah 300 Mbps hanya mencapai 0,58%.

Meskipun demikian, ada sedikit peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah pengguna internet dengan kecepatan di bawah 10 Mbps mengalami penurunan, dari 26,51% di tahun 2024 menjadi 18,71% di tahun 2025. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran positif, namun masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan untuk mewujudkan konektivitas internet yang berkualitas dan merata di seluruh Indonesia.

Scroll to Top