Di tengah kekhawatiran mendalam dan tekanan pasar yang melonjak, pemerintahan Presiden Donald Trump akhirnya memberikan pengecualian tarif balasan terhadap sejumlah produk elektronik impor dari China. Keputusan ini menjadi kabar baik bagi raksasa teknologi seperti Apple, yang sebelumnya terancam kerugian besar.
U.S. Customs and Border Protection (CBP) merilis panduan resmi yang menyatakan bahwa 20 kategori produk elektronik, termasuk smartphone dan komputer, tidak akan dikenakan tarif 145% yang sebelumnya diumumkan. Produk-produk ini juga bebas dari tarif dasar 10% untuk negara lain, meskipun tarif 20% untuk semua barang China tetap berlaku.
Keputusan ini disambut gembira oleh industri teknologi. Analis dari Evercore ISI memperkirakan sekitar 80% iPad dan lebih dari separuh komputer Mac diproduksi di China. Tanpa pengecualian ini, harga produk Apple seperti iPhone diperkirakan bisa melonjak signifikan.
Kush Desai, dari Gedung Putih, menjelaskan bahwa pengecualian ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mendorong relokasi produksi ke dalam negeri. "Presiden Trump telah menegaskan bahwa Amerika tidak bisa lagi bergantung pada China untuk memproduksi teknologi penting," ujarnya.
Sebelumnya, pengumuman tarif tinggi oleh Trump memicu gejolak pasar. Namun, reaksi keras dari pelaku industri dan pasar finansial memaksa Gedung Putih untuk menyesuaikan kebijakan.
Analis Wall Street menyambut langkah ini dengan lega. Dan Ives dari Wedbush Securities menyebut pengecualian ini sebagai "game changer". "Ini adalah skenario impian bagi investor teknologi," katanya.
Sejak pengumuman tarif besar Trump, nilai pasar Apple merosot tajam. Saham-saham teknologi dan indeks pasar utama juga mengalami tekanan besar. Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun melonjak akibat volatilitas tinggi dan kekhawatiran investor.
Pengecualian tarif ini berlaku surut untuk barang-barang yang telah dikirim dari gudang per tanggal 5 April 2025. Hal ini memberikan kepastian bagi para importir AS.