Jelang Pertemuan dengan Trump di Alaska, Putin Konsultasi dengan China dan India Terkait Ukraina

Presiden Rusia, Vladimir Putin, bersiap untuk pertemuannya yang krusial dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang dijadwalkan pada Jumat, 15 Agustus 2025, di Alaska. Agenda utama mereka adalah membahas solusi untuk konflik yang berkepanjangan di Ukraina.

Sebagai persiapan, Putin telah melakukan serangkaian pembicaraan dengan para pemimpin kunci dunia, termasuk dari China, India, dan beberapa negara bekas Uni Soviet, pada Jumat, 8 Agustus waktu setempat.

Trump sendiri telah vokal dalam mendesak penghentian perang yang telah berlangsung selama 3,5 tahun antara Rusia dan Ukraina. Pemerintah AS bahkan telah menetapkan tenggat waktu hingga 8 Agustus bagi Rusia untuk menyetujui perjanjian damai. Jika tidak, Moskow dan negara-negara yang membeli ekspor Rusia akan menghadapi sanksi tambahan. China dan India merupakan konsumen terbesar minyak Rusia.

Presiden China, Xi Jinping, menyambut baik inisiatif pertemuan antara Rusia dan AS dalam upaya mencapai solusi politik untuk krisis Ukraina. Hal ini disampaikan Xi Jinping dalam percakapan telepon dengan Putin. Media China melaporkan bahwa Beijing akan tetap berpegang pada prinsip diplomasi dan dialog perdamaian dalam menyelesaikan konflik.

Percakapan telepon antara Xi Jinping dan Putin ini merupakan yang kedua dalam waktu kurang dari dua bulan, dan diinisiasi oleh pihak Rusia. China sendiri merupakan sekutu utama Rusia dalam menghadapi tekanan dari Barat, serta mitra dagang terbesar bagi Rusia. Putin dijadwalkan mengunjungi China pada bulan September untuk menghadiri peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.

Selain itu, Putin juga membahas rencana pertemuannya dengan AS kepada Perdana Menteri India, Narendra Modi. Trump baru-baru ini mengumumkan penerapan tarif tambahan sebesar 25% untuk barang-barang impor dari India sebagai sanksi atas pembelian minyak Rusia oleh New Delhi.

Modi menyatakan bahwa ia telah melakukan percakapan yang mendalam dengan Putin dan berterima kasih atas informasi terkini mengenai situasi di Ukraina.

Sebelumnya, pada Kamis, 7 Agustus, Putin telah berbicara dengan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, yang menyatakan dukungan penuh Afrika Selatan terhadap upaya perdamaian untuk mengakhiri perang dan mencapai perdamaian abadi antara Rusia dan Ukraina.

Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, juga bertemu dengan Putin di Moskow pada hari yang sama. Putin menyebut UEA sebagai lokasi yang potensial untuk menyelenggarakan KTT Rusia-AS.

Rusia, China, India, Afrika Selatan, dan UEA merupakan anggota kelompok negara-negara BRICS, yang dipandang oleh Moskow sebagai kekuatan penyeimbang terhadap dominasi politik dan ekonomi AS.

Scroll to Top