Ditinggalkan sang istri tercinta, Marissa Haque, pada 2 Oktober 2024, Ikang Fawzi mengakui bahwa kerinduan mendalam terus menghantuinya. Kepergian Marissa, seorang tokoh politik terkemuka, sempat membuatnya terpuruk dalam kesedihan.
"Setelah kepergiannya, saya dihadapkan pada pilihan: terus menjalani hidup atau larut dalam duka," ungkap Ikang Fawzi.
Meskipun tetap berkarya sebagai musisi, penampilannya diakui Ikang dipenuhi kesedihan yang mendalam. Meski begitu, dukungan dari anak-anaknya menjadi sumber kekuatan baginya.
Kenangan bersama mendiang Marissa Haque menjadi semangat dalam setiap penampilannya. "Saya merasa seolah dia selalu hadir saat saya bernyanyi. Semangat itu mungkin bersumber dari sana, secara imajiner dan emosional," jelas Ikang.
Rasa rindu yang tak kunjung padam diobatinya dengan cara sederhana. "Saya sering berbicara sendiri, dengan foto almarhumah di rumah," tuturnya.
Perasaan rindu itu ia bawa kemanapun ia pergi. "Dimanapun saya berada, saya selalu berbicara dengannya. Saya rasa ini wajar bagi mereka yang ditinggal orang terkasih," imbuhnya.
Ikang Fawzi menyadari bahwa kerinduan ini tidak akan pernah hilang sepenuhnya. Namun, ia berharap cara yang dilakukannya dapat sedikit menghibur dan membuatnya tetap terkoneksi dengan mendiang Marissa Haque. "Rasa rindu ini tidak akan pernah lepas, dia akan selalu dekat dengan saya," pungkasnya.