Tips Ampuh Hilangkan Trauma Anak ke Dokter Gigi: Metode "Tell-Show-Do" dari Dokter Gigi Umsida

Kebanyakan anak merasa cemas saat harus bertemu dokter, apalagi dokter gigi. Rasa takut ini wajar, namun bukan berarti tidak bisa diatasi. Seorang dokter gigi spesialis anak dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) memberikan solusi jitu untuk membangun rasa aman si kecil di ruang praktik dokter gigi.

Metode yang dinamakan "Tell-Show-Do" terbukti efektif menghilangkan rasa takut anak. Begini penjelasannya:

  • Tell (Beritahu): Jelaskan prosedur dengan bahasa sederhana dan menyenangkan. Contohnya, sebut alat dokter gigi sebagai "sikat gigi ajaib" atau "sedotan gigi".
  • Show (Tunjukkan): Perlihatkan alat-alat tersebut dan cara kerjanya secara ramah dan tidak menakutkan.
  • Do (Lakukan): Lakukan prosedur sesuai dengan penjelasan yang sudah diberikan.

Selama proses ini, penting bagi dokter gigi untuk menjaga komunikasi non-verbal yang menenangkan. Senyum, nada suara lembut, dan kontak mata akan membantu anak merasa lebih nyaman. Teknik distraksi seperti bercerita, bermain, atau menonton video kartun juga dapat mengalihkan perhatian anak dari rasa takut. Intinya, anak harus merasa diajak berteman, bukan diancam atau dipaksa.

Mengenali Tanda-Tanda Kecemasan Anak

Tidak semua anak bisa mengungkapkan rasa takutnya secara verbal. Dokter gigi anak harus peka terhadap tanda-tanda non-verbal seperti wajah tegang, berkeringat, tangan menggenggam erat, atau bahkan menolak masuk ruangan. Detak jantung yang meningkat, kesulitan menjawab pertanyaan, atau menolak melihat alat perawatan juga menjadi indikator penting.

Dokter gigi juga perlu menggali riwayat trauma masa lalu melalui wawancara singkat dengan orang tua. Dengan mengenali kondisi emosional anak sejak awal, dokter bisa menyesuaikan pendekatan komunikasi dan prosedur secara lebih personal dan empatik.

Peran Penting Orang Tua

Keberhasilan kunjungan ke dokter gigi tidak hanya bergantung pada dokter, tetapi juga pada peran aktif orang tua. Hindari menakut-nakuti anak dengan kalimat seperti, “Nanti disuntik dokter gigi” atau “Awas, kalau nggak sikat gigi nanti dicabut.”

Sebaiknya, persiapkan anak secara positif dengan membaca buku cerita tentang dokter gigi, menonton video edukatif, atau bermain peran di rumah. Biasakan anak kontrol gigi secara rutin, bukan hanya saat sakit. Saat di ruang tunggu, berikan dukungan emosional. Namun, saat anak masuk ruang perawatan, berikan ruang kepada dokter untuk membangun komunikasi langsung. Ini akan melatih keberanian dan kemandirian anak.

Membangun Pengalaman Positif

Kunjungan pertama anak ke dokter gigi adalah momen penting yang bisa membentuk persepsi jangka panjang terhadap perawatan gigi. Jika pengalaman awal itu menyenangkan, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih sadar dan peduli terhadap kesehatan mulutnya. Jadikan rutinitas menyikat gigi sebagai kegiatan menyenangkan, bukan kewajiban yang membosankan.

Jangan membawa anak ke dokter gigi ketika mereka sudah merasakan sakit. Jadikan kunjungan ke dokter gigi sebagai bagian dari gaya hidup sehat sejak dini. Anak yang tidak takut ke dokter gigi akan tumbuh dengan senyum yang lebih percaya diri dan kualitas hidup yang lebih baik.

Scroll to Top