Jakarta – Program Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif pendidikan inklusif dan berbasis bakat, dipastikan akan terus berjalan meskipun ada sejumlah siswa dan guru yang mengundurkan diri. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, menyampaikan bahwa pihaknya menghormati keputusan tersebut dan menegaskan bahwa hal ini tidak akan mengganggu keberlangsungan program.
"Pengunduran diri ini tidak menghentikan proses. Kegiatan belajar mengajar tetap berjalan di lokasi-lokasi yang sudah aktif," ujar Gus Ipul.
Tercatat, sekitar 114 siswa (1,4% dari total 99.700 siswa) dan 143 guru telah memutuskan untuk tidak melanjutkan partisipasi mereka dalam program Sekolah Rakyat dengan berbagai alasan. Gus Ipul menjelaskan bahwa para guru yang mengundurkan diri adalah mereka yang telah lolos seleksi namun memilih untuk tidak melanjutkan sebelum penempatan.
"Kami menghargai pilihan mereka dan telah menyiapkan pengganti," tambahnya.
Sekolah Rakyat Siap Beroperasi Penuh
Program Sekolah Rakyat direncanakan akan tetap berjalan mulai tanggal 15 Agustus mendatang. Program ini mengedepankan pemetaan bakat (talent mapping) sebagai dasar pembelajaran, menggantikan sistem tes akademik konvensional. Targetnya, 159 titik Sekolah Rakyat akan beroperasi hingga akhir tahun 2025.
"Kami berharap pada 15 Agustus nanti, 100 titik sudah siap beroperasi, disusul 59 titik tambahan pada bulan September," kata Gus Ipul.
Gus Ipul menekankan bahwa Sekolah Rakyat bukanlah sekolah formal biasa, melainkan sebuah wadah pembinaan yang berfokus pada potensi anak. Ia meminta masyarakat untuk tidak menyamakan sistemnya dengan sekolah umum yang menerapkan standar akademik tinggi.
"Ini berbeda dengan sekolah umum. Di sini tidak ada tes akademik, melainkan pemetaan bakat untuk membimbing siswa. Masa matrikulasinya pun lebih lama dibandingkan sekolah umum," pungkas Gus Ipul.