Jakarta, tvOnenews.com – Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana memberikan respons terkait viralnya kemarahan Sersan Mayor Kristian Namo, ayah dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo, atas meninggalnya sang putra.
Wakil Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Letnan Kolonel Infanteri Amir Syarifudin, memahami betul kemarahan yang dirasakan oleh ayah Prada Lucky. "Wajar jika ayah korban marah, karena beliau adalah orang tua. Siapa pun akan merasakan hal yang sama," ujarnya.
Sersan Mayor Kristian Namo sendiri merupakan prajurit TNI aktif yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627/Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Dirinya mengecam keras dugaan penganiayaan yang menyebabkan putranya, seorang prajurit TNI AD, meninggal dunia.
Peristiwa tragis ini terjadi di Batalyon Teritorial Pembangunan 834/Wakangan Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, tempat Prada Lucky bertugas. Sersan Mayor Kristian tak kuasa menahan emosinya saat menjemput jenazah putranya di RSUD Aeramo, Nagekeo, NTT.
Dengan nada berang, ayahanda Prada Lucky menuntut agar pelaku dihukum seberat-beratnya. "Para pelaku dan pihak yang terlibat penganiayaan anak saya harus dijatuhi hukuman mati dan dipecat," tegasnya. "Saya menuntut keadilan seadil-adilnya, ini menyangkut nyawa seseorang, nyawa anak saya, jangan main-main!"
Meski demikian, pihak Kodam IX/Udayana telah menjalin komunikasi dengan Sersan Mayor Kristian terkait proses hukum yang sedang berjalan. "Kami sudah berkomunikasi dan beliau menyerahkan sepenuhnya kepada kami selaku institusi militer, dan beliau juga seorang militer. Beliau paham prosedurnya," jelas Amir.
Prada Lucky Chepril Saputra Namo dikabarkan meninggal dunia pada Rabu (6/8) setelah menjalani perawatan intensif selama empat hari di Rumah Sakit Umum Aeramo, Nagekeo, NTT. Ia diduga menjadi korban penganiayaan oleh seniornya.
Prada Lucky baru saja bergabung dengan TNI AD pada Mei 2025, dan setelah menyelesaikan pendidikan di Buleleng, Bali, ia ditempatkan di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.