Tragis, Puluhan Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Israel Saat Menunggu Bantuan

Gaza kembali berduka. Setidaknya 34 nyawa melayang pada hari Sabtu akibat serangan pasukan Israel. Ironisnya, sebagian besar korban sipil sedang mengantre untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan.

Menurut keterangan dari badan pertahanan sipil Gaza, sembilan orang tewas dan lebih dari 180 lainnya terluka ketika pasukan Israel menembaki kerumunan warga yang berkumpul di dekat perlintasan perbatasan Gaza utara, sebuah lokasi yang kerap digunakan untuk pengiriman bantuan.

Tragedi serupa terjadi di Gaza tengah, di mana enam warga sipil tewas dan 30 lainnya menderita luka-luka akibat serangan pasukan Israel di dekat titik distribusi bantuan. Selain itu, serangan udara di dekat kota Khan Yunis, Gaza selatan, menewaskan sedikitnya tiga orang dan menyebabkan sejumlah lainnya terluka.

Situasi di Gaza semakin memprihatinkan akibat pembatasan media dan sulitnya akses ke sebagian besar wilayah tersebut. Kondisi ini menyulitkan verifikasi independen atas jumlah korban dan detail kejadian.

Ribuan warga Palestina setiap hari berkumpul di sekitar lokasi-lokasi pembagian makanan di Gaza, termasuk empat titik yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza, yang didukung oleh AS dan Israel. Namun, sejak operasi ini diluncurkan pada akhir Mei, laporan mengenai penembakan oleh pasukan Israel terhadap warga yang menunggu bantuan terus berdatangan.

Pembatasan ketat yang diberlakukan Israel terhadap masuknya pasokan ke Gaza sejak awal konflik hampir dua tahun lalu telah menyebabkan kelangkaan makanan dan kebutuhan pokok lainnya, termasuk obat-obatan dan bahan bakar yang sangat dibutuhkan oleh rumah sakit untuk mengoperasikan generator.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi tekanan yang meningkat untuk menyetujui gencatan senjata. Tujuannya adalah untuk menyelamatkan lebih dari dua juta penduduk Gaza dari ancaman kelaparan dan membebaskan para sandera yang ditahan oleh kelompok militan Palestina.

Namun, pada hari Jumat, kabinet keamanan Israel justru menyetujui rencana operasi besar untuk merebut Kota Gaza, yang memicu kecaman internasional.

Meskipun mendapat kritik keras dan rumor perbedaan pendapat dari kalangan militer Israel, Netanyahu tetap bersikeras dengan keputusannya. Dalam unggahan di media sosial, ia menyatakan bahwa Israel tidak akan menduduki Gaza, melainkan "membebaskan Gaza dari Hamas".

Kelompok militan Palestina, yang serangannya pada 7 Oktober 2023 memicu perang, mengecam rencana perluasan pertempuran ini sebagai "kejahatan perang baru".

Serangan Israel telah menyebabkan lebih dari 61.000 warga Palestina tewas, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sementara itu, serangan Hamas terhadap Israel pada tahun 2023 mengakibatkan kematian 1.219 orang.

Scroll to Top