Gaza – Ketegangan di Jalur Gaza kembali memuncak setelah militer Israel melancarkan serangan yang menewaskan Anas Al Sharif, seorang jurnalis Al Jazeera. Insiden ini terjadi di tengah kontroversi rencana Israel terkait masa depan wilayah tersebut pascakonflik.
Menurut keterangan militer Israel, Al Sharif dituduh sebagai pemimpin sel teroris Hamas yang bertanggung jawab atas serangan roket terhadap warga sipil Israel dan pasukan IDF. Klaim ini langsung menuai sorotan tajam, terutama setelah direktur rumah sakit di Gaza menyatakan bahwa serangan tersebut secara langsung menargetkan tenda yang menampung para jurnalis di dekat Rumah Sakit Al-Shifa. Selain Al Sharif, beberapa jurnalis lain seperti Mohammed Qreiqeh, Ibrahim Zaher dan Mohammed Noufal juga dilaporkan tewas dalam serangan itu.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya menegaskan bahwa tujuan negaranya bukanlah untuk menduduki Gaza, melainkan untuk membebaskan wilayah tersebut dari kelompok Hamas. Ia mengklaim rencana pembentukan pemerintahan sipil di Jalur Gaza yang tidak terafiliasi dengan Hamas atau Otoritas Palestina. Netanyahu juga menjanjikan pembentukan koridor aman untuk penyaluran bantuan kemanusiaan.
Namun, rencana Israel ini langsung menuai kecaman keras dari berbagai negara di dunia. Indonesia, Inggris, China, dan Turki termasuk di antara negara-negara yang menolak rencana tersebut. Kecaman ini mencerminkan kekhawatiran global terhadap potensi dampak rencana Israel terhadap stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut.