Pekan lalu menjadi periode yang kurang menggembirakan bagi pasar keuangan Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus rela parkir di zona merah, berbanding terbalik dengan nilai tukar rupiah yang justru berhasil mencatatkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
IHSG tercatat melemah tipis sebesar 0,06% dan menutup perdagangan di level 7.533,38. Sementara itu, rupiah berhasil menguat signifikan sebesar 1,21% dan berada di posisi Rp16.285 per dolar AS.
Para analis memprediksi bahwa pergerakan IHSG dan rupiah akan cenderung mendatar (sideways) pada pekan ini. Minimnya sentimen positif, baik dari dalam maupun luar negeri, menjadi faktor utama yang melatarbelakangi proyeksi tersebut.
Fokus Data Ekonomi: Ekspor Impor dan Inflasi AS
Meskipun minim sentimen, pekan ini tetap akan diwarnai dengan rilis data ekonomi penting yang patut dicermati oleh para pelaku pasar.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan mengumumkan data pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia untuk periode Juli 2025 pada hari Jumat (15/8/2025). Sebelumnya, kinerja perdagangan Indonesia pada Juni 2025 mencatatkan surplus sebesar US$4,10 miliar, melanjutkan tren positif surplus yang telah berlangsung selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia selama Januari-Juni 2025 mencapai $135,41 miliar, tumbuh 7,70% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, impor tercatat sebesar $115,94 miliar, naik 5,25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari Amerika Serikat, perhatian tertuju pada data inflasi periode Juli 2025 yang akan dirilis pada hari Selasa (12/8/2025), serta indeks harga produsen (IHP) yang akan diumumkan pada hari Kamis (14/8/2025). Inflasi AS pada bulan Juni tercatat meningkat menjadi 2,7% secara tahunan, di atas target Federal Reserve sebesar 2%. Sementara itu, IHP pada bulan Juni menunjukkan angka yang stabil, memberikan indikasi yang beragam mengenai potensi dampak tarif terhadap inflasi.
Data-data ekonomi tersebut akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi perekonomian global dan domestik, yang pada gilirannya dapat memengaruhi pergerakan pasar keuangan dalam jangka pendek.
Disclaimer: Analisis ini bersifat informatif dan bukan merupakan ajakan untuk melakukan investasi. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.