Fenomena Unik di China: Bayar Perusahaan Agar Bisa Ngantor Pura-Pura

Di tengah sulitnya mencari pekerjaan di China, muncul tren yang tak biasa: para pengangguran menyewa ruang kantor agar bisa berpura-pura bekerja. Fenomena ini menjamur di kota-kota besar seperti Shenzhen, Shanghai, Chengdu, Nanjing, Wuhan, dan Kunming.

Meskipun terdengar aneh, kantor-kantor "bohongan" ini menjadi tempat bagi para generasi muda untuk membangun komunitas dan menghindari stigma negatif pengangguran. Beberapa bahkan memanfaatkan fasilitas seperti komputer dan ruang rapat untuk mengerjakan proyek pribadi.

Biaya sewa harian berkisar antara 30-50 yuan (sekitar Rp 67.950-113.250), dan seringkali sudah termasuk makan siang serta camilan.

Salah satu perusahaan yang menawarkan jasa ini adalah Pretend To Work, didirikan oleh Feiyu, seorang warga Dongguan. Idenya muncul setelah ia dipecat saat pandemi COVID-19.

"Saya menjual bukan hanya tempat kerja, tetapi juga martabat. Agar tidak merasa menjadi orang yang tidak berguna," ujarnya.

Feiyu sendiri tidak yakin bisnis ini akan berkelanjutan dalam jangka panjang. Ia melihatnya lebih sebagai eksperimen sosial yang menyoroti tantangan yang dihadapi kaum muda dalam mencari pekerjaan nyata di tengah kondisi ekonomi yang berubah. Tren ini juga menunjukkan bagaimana mereka memanfaatkan kreativitas dan komunitas untuk mengatasi tantangan tersebut.

Scroll to Top