Waspada Leptospirosis: Kenali, Cegah, dan Tangani dengan Tepat

Leptospirosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, menjadi perhatian serius, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penyakit ini menular melalui kontak dengan urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti tikus, sapi, anjing, dan babi.

Data menunjukkan peningkatan kasus leptospirosis di DIY. Hingga Juli 2025, tercatat 282 kasus yang tersebar di berbagai wilayah: Bantul (165 kasus), Sleman (53 kasus), Kulonprogo (32 kasus), Kota Yogyakarta (21 kasus), dan Gunungkidul (11 kasus).

Penyakit "kencing tikus" ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama:

  • Faktor Lingkungan: Curah hujan tinggi, sanitasi buruk, dan populasi tikus yang tinggi mempermudah penyebaran bakteri.
  • Faktor Individu: Daya tahan tubuh yang lemah dan adanya luka terbuka meningkatkan risiko infeksi.
  • Faktor Sosial Ekonomi: Lingkungan kumuh dan kurangnya informasi tentang penyakit ini berkontribusi pada peningkatan kasus.
  • Faktor Perilaku: Kebiasaan hidup yang tidak bersih juga berperan dalam penyebaran leptospirosis.

Pencegahan Leptospirosis:

Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah leptospirosis:

  1. Jaga Kebersihan Lingkungan: Rutin membersihkan sampah, hindari tumpukan barang bekas, dan pastikan saluran air lancar.
  2. Jaga Kebersihan Diri: Cuci tangan dengan sabun, gunakan alat pelindung diri saat beraktivitas, dan hindari bermain di air yang tergenang.
  3. Kendalikan Populasi Tikus: Simpan makanan dengan benar dan pasang perangkap tikus.
  4. Kenali Gejala Awal: Waspadai tanda-tanda leptospirosis agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Penanganan Jika Terinfeksi:

Jika mengalami demam yang tidak turun setelah tiga hari, segera periksakan diri ke dokter. Selain itu, penting untuk:

  • Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi.
  • Istirahat yang cukup.
  • Minum obat sesuai anjuran dokter.
  • Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai anjuran dokter.
  • Waspadai tanda bahaya seperti kulit dan mata menguning, volume urin sedikit, dan nyeri otot hebat di betis atau punggung.

Gejala Leptospirosis:

Gejala leptospirosis seringkali mirip dengan penyakit infeksi lain seperti demam berdarah atau malaria. Penyakit ini memiliki pola biphasic, yaitu gejala muncul lalu hilang sementara waktu. Gejala umum meliputi:

  • Menggigil
  • Batuk
  • Diare
  • Sakit kepala mendadak
  • Demam tinggi
  • Nyeri otot, terutama di betis
  • Berkurangnya nafsu makan

Nyeri otot hebat di betis dan kulit atau mata yang menguning (icterus) merupakan tanda kondisi leptospirosis yang berat.

Scroll to Top